Thursday 14 March 2013

LAPORAN KERJA PRAKTEK



LAPORAN KERJA PRAKTEK TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SYIAH KULA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Tinjauan Umum
Perkembangan suatu wilayah umumnya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, dan sosial budaya pada wilayah tersebut. Salah satu faktor untuk meningkatkan perkembangan di atas adalah tersedianya sarana dan prasarana perhubungan yang baik. Prasarana yang dimaksud adalah pelabuhan laut, jalan kereta api, dan jalan raya. Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang dapat langsung menunjang perkembangan suatu wilayah, baik wilayah perkotaan maupun wilayah pedesaan. Untuk itu perencanaan jalan raya harus disesuaikan dengan volume lalu lintas yang akan dilayani, serta memenuhi syarat – syarat teknis dalam pelaksanaanya.
Pemerintah mengusahakan agar prasarana perhubungan antara satu daerah dengan yang  lainnya dapat berjalan dengan lancar. Sejalan dengan hal tersebut, Satuan Kerja Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi  Aceh serta  APBK  Aceh Besar, perlu melaksanakan Rehabilitasi dan pemeliharaan Jalan Desa Limpok-Tungkop Aceh Besar. Proyek ini dibangun untuk memudahkan masyarakat dalam berlalu lintas. Dengan demikian diharapkan aktivitas ekonomi dan produktivitas masyarakat Provinsi Aceh pada umumnya dan masyarakat khususnya dapat berjalan dengan lancar dan meningkat.
Proyek Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan Desa Limpok-Tungkop Aceh Besar dilaksanakan oleh CV Tanindo Pratama, dengan sumber dana diperoleh dari Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten  (APBK) Aceh Besar Tahun Anggaran 2011. CV Tanindo Pratama memperoleh proyek ini dengan cara memenangkan tender. Panjang pekerjaan ruas jalan yang di kerjakan  adalah  2.200 m, Dalam pekerjaan ini dibagi tiga Ruas jalan : Ruas pertama dari  Sta 0+000 sampai dengan Sta 1+900 Ruas Dua Sta 0+000 sampai dengan Sta 1+189  Ruas 3 Sta 0+000 sampai dengan Sta 1+200 dengan biaya proyek keseluruhan berjumlah Rp. 1.528.097.000,- (Satu milyar lima ratus dua puluh delapan juta sembilan puluh tujuh ribu rupiah). Sebagai pelaksana Proyek CV Tanindo Pratama.

1.2            Lokasi dan Alam Sekitar
Proyek Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan Desa limpok-tungkop Aceh Besar untuk memudahkan masyarakat dalam berlalu lintas, serta dalam rangka menunjang pengembangan transportasi di provinsi Aceh. Panjang jalan yang dibangun secara keseluruhan dalam proyek ini adalah 2.200 m, dengan lebar jalan yang di aspal dari Sta  s/d  Sta   adalah 3 m dan lebar bahu jalan 1 m.
Pada Proyek Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan Desa limpok-tungkp Aceh besar  ini terdiri dari batas – batas wilayah yaitu sebagai berikut:
1.      Sebelah Utara berbatasan dengan perumahan penduduk
2.      Sebelah Selatan berbatasan dengan Perumahaan Penduduk
3.      Sebelah Timur berbatasan dengan Perumahan penduduk
4.      Sebelah Barat berbatasan dengan perumahan penduduk.

1.3            Penempatan Penulis
Kerja praktek ini berdasarkan surat pengantar dari ketua jurusan Teknik Sipil Program Diploma III  Universitas Syiah Kuala No 0967/H.11/1.31/0/DT/2011 yang ditujukan kepada Pimpinan Proyek Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan desa limpok-tungkop Aceh Besar Provinsi Aceh. Surat balasan dari Pemimpin Proyek Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan desa limpok-tungkop CV Tanindo Pratama No. 12/TP-Adm/AB/X/2011, penulis ditempatkan sebagai peninjau yang mengawasi jalannya proyek di bawah bimbingan dan pengawasan kontraktor selama 1 (satu) bulan. 


BAB II
ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK

Untuk menunjang keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan dalam suatu proyek, maka perlu adanya organisasi pelaksanaan proyek dimana diharapkan akan memperjelas tugas dalam proses manajemen dan teknis konstruksinya. Hubungan antara unsur-unsur yang terlibat didalamnya harus saling berinteraksi dengan baik, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana.

2.1              Struktur Organisasi
Untuk memudahkan pelaksanaan, pengawasan serta koordinasi pelaksanaan proyek pekerjaan Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan desa limpok-tungkop Aceh Besar, maka diperlukan beberapa unsur organisasi proyek yang terlibat :
  1. Pemilik Proyek (Owner);
  2. Perencana (Konsultan);
  3. Pengawas (Direksi);
  4. Pelaksana (Kontraktor).

2.1.1        Pemilik proyek (Owner)   
Pemilik proyek (owner) adalah pihak yang memiliki gagasan atau ide untuk membuat suatu bangunan, baik secara perorangan maupun badan pemerintahan atau swasta. Pemilik proyek ini disebut juga sebagai pemberi tugas. Pemilik proyek ini adalah Pemerintah Daerah Aceh dalam hal ini diwakili oleh Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Aceh pada pejabat pembuat komitmen  Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan Desa limpok-tungko Aceh Besar.
Untuk melaksanakan proyek ini pemilik proyek menunjuk pemimpin proyek yang mempunyai tugas sebagai berikut :
a.    Bertanggung jawab baik dari segi fisik maupun keuangan pada proyek yang dipimpinnya sesuai dengan pedoman yang berlaku;
b.   Menyusun dan membentuk panitia tender;
c.    Menetapkan pemenang tender yang diputuskan oleh panitia tender;
d.   Mengadakan ikatan perjanjian atas nama pemerintah dan pelaksanaan;
e.    Penandatanganan naskah serah terima;
f.    Menyetujui dan menetapkan pembayaran; dan
g.   Bertanggung jawab dalam menyelesaikan proyek tepat pada waktunya.
Pemimpin proyek pekerjaan Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan desa limpok-tungkop Aceh Besar menunjuk berapa orang pemimpin bagian proyek untuk mengawasi jalannya proyek dan wewenang penuh tetapi dalam hal persoalan-persoalan yang prinsipil masih harus ditangani oleh pemimpin proyek.

2.1.2        Perencana (Konsultan) 
Perencana (konsultan) adalah pihak perorangan atau suatu badan yang bergerak dalam bidang perencanaan suatu kontruksi, yang menerima tugas dari pemilik proyek untuk membuat perencana suatu konstruksi sesuai dengan yang diinginkan. Perencana proyek pekerjaan Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan desa limpok-tungkop Aeh Besar ini dipercayakan kepada proyek perencana dan pengawasan pekerjaan Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan desa limpok-tungkop Aceh Besar. Perencanaan dibuat sesuai dengan gambar yang telah direncanakan.
Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah sebagai berikut:   
a.    Membuat uraian-uraian tentang maksud dan tujuan perencana;
b.   Mengumpulkan data lapangan dari hasil penyelidik tanah;
c.    Membuat gambar rencana dan gambar detail;
d.   Membuat rencana kerja dan daftar perhitungan volume dan rencana anggaran biaya;
e.    Mempersiapakan seluruh dokumen proyek yang berisikan syarat umum, bestek, daftar alat dan bahan, perkiraan waktu pelaksanaan proyek;
f.    Memberikan penjelasan tentang gambar konstruksi pada waktu penjelasan pekerjaan (anwijzing); dan
g.   Membantu pemilik proyek dalam membuat dokumen kontrak dan persiapan untuk tender. 

2.1.3        Pengawas (Direksi)
Pengawas (direksi) adalah perorangan atau badan hukum yang mewakili pemilik proyek untuk mengawasi pelaksanaan dalam melakukan pekerjaan agar tidak menyimpang dari ketentuan yang telah disepakati. Untuk memperoleh hasil maksimal terhadap mutu pelaksanaan, maka pelaksanaan proyek mutlak diperlukan. Pengawas pada proyek ini merupakan orang yang ditunjuk oleh pemilik proyek yaitu CV Tanindo pratama.
Adapun tugas dan tangggung jawab pengawas adalah sebagai berikut :
a.    Mengawasi laju pekerjaan proyek baik kualitas maupun kuantitas bahan yang sesuai dengan bestek;
b.   Menyetujui perubahan-perubahan dan penyesuaian yang terjadi selama pelaksanaan proyek dengan mendapat persetujuan dari pemimpin proyek;
c.    Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan mengenai kemajuan proyek;
d.   Mengawasi ketepatan waktu pelaksanaan proyek; dan
e.    Menyusun berita acara dan kemajuan proyek untuk pembayaran, penyelesaian dan   penyerahan hasil pekerjaan.        
  
2.1.4        Pelaksana (Kontraktor)
Pelaksana (kontraktor) adalah perorangan atau suatu badan hukum resmi yang bergerak di bidang pembangunan sesuai dengan keahlian dan kemampunnya dalam bidang jasa kontruksi. Pelaksana harus mempunyai tenaga ahli teknik dan peralatan yang cukup. Kontraktor pelaksana yang memenangkan tender pada proyek pekerjaan Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan desa limpok-tungkop Aceh Besar adalah CV Tanindo Pratama.
Tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah :
a.    Menyediakan dan mempersiapkan perlengkapan bahan yang digunakan pada bangunan sesuai dengan persyaratan dalam bestek;
b.   Mengerjakan semua pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan memenuhi peraturan yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat;
c.    Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan dalam kontrak; dan
d.   Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung jawab pelaksana.

2.2              Hubungan Kerja Antara Masing-masing Unsur Pelaksana Proyek.
Pelaksanaan suatu proyek diperlukan suatu hubungan unsur-unsur yang terlibat didalamnya. Hubungan ini dapat di pandang atas dua kedudukan yaitu:
1.   Hubungan secara teknis; dan
2.   Hubungan secara hukum.
           
2.2.1        Hubungan secara teknis
Untuk mewujudkan suatu pelaksanaan proyek sehingga sesuai dengan yang direncanakan, maka diperlukan kerja antara unsur-unsur yang terlibat didalamnya, terdiri dari pimpinan proyek, pengawas (direksi) dan pelaksana (kontraktor) seperti yang diperlihatkan pada Gambar berikut  ini:


Setiap melaksanakan tugasnya pimpinan proyek dibantu oleh pengawas (direksi). Masalah yang berhubungan dengan segi teknis di lapangan ditangani sepenuhnya oleh direksi dan menyampaikan kepada pimpinan proyek mengenai kegiatan di lapangan dan hal lainnya yang berhubungan dengan pembangunan proyek.
Pada pelaksanaan direksi berkuasa penuh untuk menegur kontraktor bila pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan menyimpang dari yang disyaratkan. Apabila teguran direksi, baik secara lisan maupun secara tulisan tidak diindahkan oleh kontraktor maka direksi dapat menghentikan seluruh pekerjaan.
Perencana dapat menegur atau memerintah secara langsung setiap pekerja      di lapangan tanpa melalui direksi. Hal ini disebabkan karena antara perencana dan kontraktor tidak ada hubungan kerja, sedangkan antara perencana dan direksi ada garis konsultasi.



2.2.2        Hubungan secara hukum
            Secara Hukum masing-masing pihak mempunyai kedudukan yang sama dan terikat dengan kontrak. Masing-masing pihak melakukan tugasnya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar skema hubungan kerja secara hukum berikut ini :
Pemilik Proyek
 
           
            Pada gambar terlihat pemilik proyek bertindak selaku pemberi dan pengatur jalannya proyek demi keberhasilan dan kelancaran pekerjaan. Melalui pemimpin proyek ini diadakan perjanjian atas nama pemilik proyek dengan pihak perencana, pengawas dan pelaksana.
            Pemilik atau pemimpin proyek, pengawas dan pelaksana mempunyai kedudukan yang sama secara hukum. Masing-masing pihak dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kedudukan serta wewenangnya masing-masing dan tidak boleh menyimpang dari yang tercantum dalam kontrak, sehingga tidak ada pihak yang harus disalahkan atau dirugikan.

2.3              Pelelangan
            Pelelangan adalah suatu sistem penawaran dimana setiap rekanan yang diundang diberi kesempatan untuk mengajukan besarnya anggaran biaya pelaksana proyek yang ditawarkan. Melalui persaingan yang sehat diantara para kontraktor yang memasukkan penawaran maka yang diperoleh kontraktor yang benar-benar mampu dan memenuhi syarat administratif, teknis dan keuangan (finansial) untuk melaksanakan suatu proyek. Tujuan diadakan pelelangan ini adalah agar didapat suatu harga penawaran yang rendah dan dapat dipertanggungjawabkan.
            Penentuan pelaksanaan proyek pada dasarnya dapat dilakukan dengan   cara :
      1.  Pelelangan umum;
      2.  Pelelangan terbatas;
      3.  Penunjukkan langsung; dan
      4.  Pemilihan langsung.
            Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dapat mengikutinya.
               Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang dilakukan antara kontraktor/ rekanan yang dipilih dari kontraktor/ rekanan yang tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha ruang lingkupnya atau klasifikasi kemampuannya.
               Penunjukan langsung adalah pelaksanaan pekerjaan  bangunan maupun penggadaan barang/jasa tanpa melalui pelelangan umum maupun pelelangan terbatas yang dilakukan dengan cara menunjuk langsung pada pelaksana proyek tersebut.
            Pemilihan langsung adalah pelaksanaan pekerjaan bangunan maupun penggadaan barang dan jasa tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar yang tercantum dalam Daftar Rekana Mampu (DRM) dan melakukan negoisasi penawaran secara teknis dan administratif serta perhitungan harga yang dapat dipertanggungjawabkan.  
            Dalam pelaksanaan suatu pelelangan, panitia pelelangan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1.   Menetapkan syarat-syarat pelelangan;
2.   Mengadakan pengumuman mengenai pelelangan yang akan diadakan;
3.   Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat kerja serta berita acara;
4.   Menetapkan tata cara penilaian pelelangan;
5.   Melaksanakan pelelangan;
6.   Mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang; dan
7.   Membuat laporan dan mempertanggungjawabkan kepada proyek

2.4              Tenaga Kerja
Pelaksanaan pekerjaan, kontraktor tidak membawahi langsung para tukang dan pekerja, akan tetapi menunjuk seseorang kepala tukang untuk memimpin para tukang dan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan dimana para  pekerja ini direkrut  dari luar daerah. Kepala tukang bertanggung jawab langsung kepada kontraktor, ikatan kerja ini didasarkan atas perjanjian borongan upah kerja antara kontraktor dengan kepala tukang berdasarkan volume pekerjaan. Kepala tukang membayar upah kerja kepada pekerja dan tukang berdasarkan upah harian yang sesuai dengan keahliannya.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan tergantung pada besar kecilnya volume pekerjaan yang dilaksanakan, jumlah jam kerja yang dilaksanakan tergantung pada cuaca dan ketersediaan material pekerjaan. Untuk kelancaran kerja, kontraktor menempatkan beberapa pengawas yang bertugas mengawasi setiap pekerjaan dan kebutuhan bahan bangunan. Setiap kegiatan pelaksanaan di lapangan selalu diawasi oleh pengawas lapangan (direksi) dari PT. Ayu Lestari Indah.

2.5              Penempatan Penulis
Kerja praktek ini berdasarkan surat pengantar dari ketua jurusan Teknik Sipil Program Diploma III Universitas Syiah Kuala No.0967/H11/1.31/0/DT/2011 yang ditujukan kepada direktur CV Tanind Pratama selaku pimpinan proyek pekerjaan Rehabilitasi dan Pemeliharaan jalan desa limpok-tungkop Aceh Besar.
Surat balasan dari pemimpin proyek pekerjaan Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan desa limpok-tungkop Aceh Besar No.12/TP-Adm/AB/X/2011, penulis ditempatkan sebagai peninjau yang mengawasi jalannya proyek di bawah bimbingan dan pengawasan kontraktor selama 1 (satu) bulan.


          
           BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Proyek Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan desa limpk-tungkop Aceh Besar  mempunyai berbagai jenis pekerjaan yang pelaksanaanya bertahap berdasarkan sumber anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui (APBK) Aceh Besar yang prosesnya bertahap. Lingkup pekerjaan meliputi seluruh pekerjaan dari awal sampai pekerjaan selesai.
Lingkup Pekerjaan pada proyek ini meliputi :
1.      Perencanaan (design);
2.      Pelaksanaan (construction).   

3.1        Perencanaan
Pekerjaan perencanaan ini meliputi survey dan pengukuran, pengumpulan data serta perencanaan (design).
3.1.1        Survey dan Pengumpulan Data
Survey dilakukan untuk melihat kondisi daerah yang akan dikerjakan. Keadaan alam, cuaca, sifat-sifat tanah dilokasi proyek dan sebagainya dapat diperoleh dari hasil survey dan pengukuran di lapangan.
Kontraktor diharuskan meneliti kembali kebenaran gambar-gambar rencana kerja yang dikeluarkan pada saat pelelangan tender dan pada saat anwijzing. Penelitian tersebut dimaksudkan untuk melihat kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan seluruh gambar rencana dan rencana kerja sehingga bila terdapat kekurangan dapat direvisi/diperbaiki oleh perencana, agar memberikan hasil kerja yang maksimal.
            Pengumpulan data dan pengukuran lapangan sangat menentukan dalam perencananaan suatu proyek. Semakin lengkap penyelidikan yang dilakukan, semakin sempurna proyek yang akan di jalankan. 
3.1.2        Tahap perencanaan
Setelah pekerjaan survey dilakukan dan data-data yang diperlukan telah diperoleh, dilanjutkan dengan tahap perencanaan, yaitu :                           
1.       Perencanaan geometrik, meliputi :
-    Alinyemen horizontal;
-    Alinyemen vertikal;
-    Penampang memanjang;
-    Penampang melintang;
-    Stationing (penentuan Sta);
2.   Pekerjaan perkerasan dan lapisan aspal.
   Lapisan tanah dasar (subgrade) merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan konstruksi perkerasan. Lapisan pondasi bawah (subbase course) merupakan pondasi dari lapisan pondasi atas (base course) dan lapaisan permukaan (surface course). Susunan butiran yang digunakan harus bervariasi, semakin bermacam ukuran yang digunakan rongga-rongga antar butir semakin kecil, sehingga konstruksi perkerasan menjadi semakin kuat.
3.2      Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan meliputi :
1.      Pekerjaan persiapan;
2.      Pekerjaan tanah dasar (subgrade);
3.      pekerjaan pondasi bawah (subbase course);
4.      pekerjaan pondasi atas (base);
5.      Pekerjaan pelapisan permukaan (surface).          
3.2.1    Pekerjaan persiapan
Sebelum dilakukan pelaksanaan proyek terlebih dahulu dilakukan pengukuran untuk pemasangan patok-patok, guna menentukan profil memanjang dan melintang dari badan jalan.
Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan persiapan ini adalah :       
1.      Theodolit, waterpas;
2.      Bak pengukuran;
3.      Payung; 
4.      Alat-alat tulis.
3.2.2        Pekerjaan tanah dasar (subgrade)
 Tanah dasar (subgrade) adalah bagian paling bawah dari konstruksi jalan yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lapisan perkerasan jalan raya. Keadaan tanah dasar sangat mempengaruhi mahal tidaknya suatu konstruksi jalan raya.
Lapisan tanah dasar pada proyek ini berupa tanah yang didatangkan tidak jauh dari lokasi proyek. Hal ini di karenakan kondisi tanah asli daerah pekerjaan proyek ini tidak sesuai dengan spesifikasi karena tanahnya rawa dan banyak mengandung humus yang dapat memperlemah konstruksi jalan.
Pekerjaan tanah dasar meliputi :
a.       Pengupasan (stripping)
Pekerjaan striping merupakan pekerjaan lanjutan setelah clearing, yang meliputi pembuangan lapisan humus dari tanah permukaan. Dalamnya tanah yang perlu distriping tergantung pada keadan alam, tetapi biasanya berkisar antara 20-30 cm.
Alat-alat yang digunakan adalah :
1.            Motor Grader;
2.            Bulldozer ;
3.            Dump truck.
Pada pekerjaan ini setelah pekerjaan lapisan tanah dasar (subgrade) selesai pekerjaan dilanjutkan dengan penghamparan urugan pilihan yang berasal dari Jantho,  Aceh Besar . Penghamparan urugan pilihan setebal 20 cm dengan material batu kerikil dari campuran pasir dari material kelas B dengan tingkat kepadatan yang disyaratkan 98%.
3.2.3        Pekerjaan pondasi bawah (sub base)
Lapisan pondasi bawah (sub base course) adalah lapisan yang ditempatkan antara tanah dasar dan pondasi atas  (base course), yang merupakan, lapisan dasar dari pekerasan jalan. Mutu yang digunakan untuk lapisan ini lebih rendah dari dari mutu bahan lapisan pondasi atas.
Bahan pondasi bawah ini terdiri atas sirtu yang berasal dari Jantho, Aceh Besar. Persyaratan bahan pondasi bawah telah di tentukan memenuhi persyaratan pondasi bawah B dengan tingkat kepadatan 98%. Tebal perkerasan pondasi bawah adalah 20 cm. Lapisan ini diletakkan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan.
Fungsi dari lapisan subbase course adalah :
a.       Bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban roda;
b.      Mencapai efisien penggunaan material yang relatif lebih murah, agar lapisan-lapisan berikutnya dapat dikurangi tebalnya;
c.       Untuk mencegah lapisan tanah dasar masuk ke dalam lapisan pondasi atas;
d.      Sebagai lapisan pertama agar pelakasanaan berjalan lancar.
Alat-alat yang digunakan anatara lain :
1.       Water Tanker;
2.       Dump truck;
3.       Motor Grader;
4.       Vibrator Compactor roller.
3.2.4        Pekerjaan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasia atas adalah lapisan yang diletakkan antara lapisan pondasi bawah dan lapisan pemukaan. Lapisan ini dibuat untuk menyempurnakan daya dukung beban, dengan pendistribusian beban melalui ketebalan tertentu, tebal lapisan pondasi atas pada proyek ini direncanakan 15 cm. 
Fungsi dari lapisan base course adalah :
a.       Sebagai bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban roda kelapisan bawahnya;
b.       Sebagai lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah;
c.       Sebagai perletakkan terhadap bagian permukaan.
Bahan yang digunakan dalam lapisan ini adalah terdiri dari batu pecah atau kerikil yang telah bercampur dengan pasir sebagai filler yang berasal dari Jantho, Aceh Besar . Persyaratan base ini telah ditentukan yaitu harus memenuhi  syarat untuk base base A dengan tingkat kepadatan 98%.
Alat-alat yang digunakan antara lain :
1.    Water tanker;
2.    Dump truk;
3.    Motor Grader;
4.    Vibrator compactor roller.

3.2.5        Pekerjaan lapisan permukaan (surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang terletak di atas lapisan pondasi atas dan merupakan lapisan teratas dari konstruksi perkerasan jalan.
Fungsi dari lapisan permukaan adalah :
a.       Sebagai lapisan perkerasan yang mendukung beban roda;
b.       Sebagai lapisan kedap air, untuk melindungi badan jalan dan kerusakan akibat pengaruh cuaca;
c.       Sebagai lapisan stabilisator perkerasan.
Penggunaan bahan aspal agar lapisan tanah dasar bersifat kedap air. Disamping itu bahan aspal sendiri memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda. Bahan aspal yang digunakan untuk lapisan ini adalah aspal (AC-BC). Pada pekerjaan lapisan permukaan ini ketebalan aspalnya adalah 5 cm. Untuk menghubungkan lapisan permukaan$ dengan AC-BC terlebih dahulu digunakan lapisan prime coat yang merupakan campuran aspal dengan bahan pencair yang lebih kental.
Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan lapisan permukaan ini adalah :
1.    Dump truck;
2.    Aspal sprayer;
3.    Asphalt fnisher;
4.    Vibrator roller;
5.    Pneumatic tired roller;  AMP (Asphalt Mixing Plant).                   


                                                                     BAB IV
KEGIATAN PROYEK YANG DIIKUTI

Kegiatan proyek yang diikuti selama 1 (satu) bulan dalam melaksanakan kerja praktek sejak tanggal 25 Oktober 2010 sampai dengan 25 November 2010 mulai dari STA 53+630 sampai dengan STA 54+900 pada Proyek Pembangunan Jalan Lambaro KM77 (Seksi -02D)  adalah sebagai berikut :
1.      Pekerjaan Galian;
2.      Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah (Subbase course) ;
3.      Pekerjaan Lapisan Pondasi Atas (Base course);
4.      Pekerjaan Lapisan Permukaan (Surface course).

4.1       Pekerjaan Galian
Alat – alat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah:
a.         Backhoe, alat ini digunakan untuk mengangkat tanah hasil galian yang berada dalan lokasi proyek ini, dan untuk memasukkan ke dalam dump truk.
b.        Dump truk, di sini digunakan untuk mengangkut hasil galian tanah yang berada pada lokasi pekerjaan, yang isi oleh backhoe dan dibuang ketempat pembuangan yang telah ditentukan. Banyaknya dump truk yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah 4 buah.
c.         Vibrator Compact Roller, disini digunakan untuk pemadatan  lapisan tanah galian. Banyaknya Vibrator compact roller yang digunakan yaitu 1 buah.
Diantara beberapa jenis tanah yang harus diperbaiki dalam ruas jalan tersebut adalah tanah dasar karena banyak mengandung tanah liat. Tanah hasil galian tersebut diangkat oleh backhoe dan dimuat ke dalam dump truk lalu dibuang ke daerah yang tidak jauh dari lokasi proyek, kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Compact roller yang telah dilapisi dengan material pilihan. Pada daerah yang terdapat batuan kecil maka dilakukan pemadatan lansung, sedangkan pada daerah batuan besar maka pekerjaaan tersebut dilakukan dengan excavator.                
                                    4.2        Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah (Subbase course)
Lapisan pondai bawah (Subbase course) adalah lapisan yang di tempatkan diantara tanah dasar (Subgrade) dan base course, yang merupakan lapisan dasar dari perkerasan jalan. Lapisan pondasi bawah yang dipakai telah ditentukan yaitu lapisan agregate kelas B, komposisi agregate adalah pasir, kerikil batu gunung dan tanah liat. Mutu bahan yang digunakan untuk lapisan ini lebih rendah dari mutu bahan base course.
Agregate diangkut dengan menggunakan dump truck dan ditumpukkan di lokasi penghamparan dengan jarak 2 m sampai 3 m. Setelah ditumpuk agregat di hamparkan dengan motor grader, dimana petugas lapangan telah mengukur dan memberi tanda batas (patok-patok) pada bagian yang akan dihamparkan agregat. Tebal penghamparan ini rata-rata 20 cm, sehingga dengan adanya faktor looses 1,4 maka setelah pemadatan akan didapatkan lapisan setebal 15 cm.
Pada proses pemadatan permukaan lapisan sub base terlalu kering maka disiram air pada lapisan ini. Banyaknya air yang disiram dari mobil tangki air ditentukan secara visual artinya kadar air yang disiramkan tidak melebihi kadar air optimum  oleh pengawas lapangan sedemikian hingga agregat tidak terlalu basah. Jika kadar air kurang ditambahkan pada saat penggilasan pada pekerjaan pemadatan digunakan vibrator roller dengan bobot 8 ton. Kepadatan umumnya dicapai dengan 8 sampai 10 passing secara memanjang di atas lapisan tanah dasar.
Setelah pekerjaan Sub base selesai dilanjutkan dengan pekerjaan base, namun sebelumnya kepadatan dan daya dukung tanah dilaksanakan dengan test CBR (California Bearing Ratio) di laboratorium, dimana diharapkan nilai CBR mencapai 100%. Bila kepadatan dan daya dukung masih kurang, maka pemadatan diulang kembali. Pengetesan dilakukan setiap jarak 50 m.

Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan lapisan pondasi bawah adalah :
1.       Water Tanker 1 unit;
2.       Dump Truck 8 unit;
3.       Vibrator Compactor Roller 1 unit;  
4.       Motor Grader 1 unit;
4.3       Pekerjaan Pondasi Lapisan Atas (base course)
Pada pekerjaan lapisan pondasi atas ini material dan agregat yang dipakai telah ditentukan yaitu lapisan agregat kelas A pada bagian badan jalan. Base course menggunakan material yang yang bahan-bahannya terdiri dari batu pecah yang ukuran standarnya dari SNI untuk syarat keleas A. Pekerjaan pondasi atas ini dikerjakan pada Sta 53+630 sampai dengan Sta 54+900.
Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a.    Dump truck, pada proyek ini digunakan untuk mengangkut material dari lokasi pengambilan ke lokasi perkerasan. Dump truck yang tersedia dalam pekerjaan ini berjumlah 8 unit, yaitu berkapasitas 4 m3.  
b.   Motor Grader, digunakan untuk dilakukan pekerjaan penghamparan material agregat agar merata. Banyaknya motor grader yang digunakan untuk pekerjaan ini berjumlah 1 unit.
c.    Vibrator Compactor Roller (vibro), ini digunakan untuk memadatkan material yang telah dihampar (diratakan). Pada pekerjaan ini Vibrator compactor roller yang digunakan sebanyak 1 (satu) unit dengan kapasitas 8 ton.
d.   Water tank, pada pekerjaan ini digunakan untuk mengangkut air yang akan di siram ke lapisan yang akan dipadatkan dengan kapasitas air 5 ton sebanyak 1 unit.
               Pekerjaan badan jalan dimulai dengan didatangkan material agregat kelas A, dengan menggunakan dump truck. Selanjutnya agregat yang dibawa oleh dump truck ditumpuk pada tiap-tiap jarak 2-3 meter. Penghamparan dimulai dengan menggunakan motor grader yang bergerak maju mundur sampai merata. Pemadatan dilakukan dengan tebal hamparan 20 cm, dengan adanya faktor lolos dari gembur kepadatan sebesar 1,2 maka setelah pemadatan akan didapatkan lapisan setebal 15 cm.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibrator compactor roller (vibro) sebanyak 9 putaran (telah memenuhi persyaratan Dinas Kimpraswil 8-10 putaran) setiap lapisnya, dimana setiap 1 (satu) putaran sama dengan 1(satu) kali pulang pergi. Untuk mendapatkan hasil pemadatan yang lebih baik, proses pemadatan ini dilakukan  sambil disiram air oleh water tank. Hal ini untuk mendapatkan kepadatan yang lebih baik dengan kadar air optimum yakni 7,80 %. Pemadatan lapisan pondasi atas yang dilakukan dengan menggunakan vibrator compactor roller.
Setelah material agregat kelas A dihamparkan dan dipadatkan, maka dilakukan tes kepadatan dengan menggunakan sand cone. Pemeriksaan kepadatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah dari pamadatan lapisan pondasi atas ini telah mencapai ketinggian yang sesuai dengan gambar rencana yaitu 20 cm. Pemeriksaan elevasi juga dilakukan dengan menggunakan waterpass dan bak ukur. Pemeriksaan sand cone bertujuan untuk melihat tingkat kepadatan agregat. Kepadatan di lapangan dapat diukur atau dilaksanakan dengan menentukan berat volume kering tanah yang dipadatkan tersebut. Untuk pemeriksaan kadar air dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih berat sebelum dipanaskan dengan setelah dipanaskan dengan suhu  1050C,  kemudian dibandingkan dengan berat kering.
Pemeriksaan kepadatan di lapangan dilakukan juga dengan propolling pembebanan 12 tondengan menggunakan Dump truckyang berisikan pasir melintas di badan jalan dengan kecepatan rendah (Gear 1), dan pada pengujian propolling ternyata lapisan pondasi kelas A tidak mengalami lendutan yang melampaui dari yang disyaratkan, yaitu 0,4 sampai 0,9 cm.
4.4       Pekerjaan Lapisan Permukaan (surface)
Lapisan permukaan  (surface course) adalah lapisan yang terletak diatas lapisan base course dan merupakan lapisan teratas dari konstruksi perkerasan jalan.
Penggunaan bahan aspal lagar lapisan tanah dasar bersifat kedap air. Disamping itu bahan aspal sendiri memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda. Bahan aspal yang digunakan untuk lapisan ini adalah aspal (AC-BC). Pada pekerjaan lapisan permukaan ini ketebalan aspalnya adalah 5 cm. Untuk menghubungkan lapisan base course dengan AC-BC terlebih dahulu digunakan lapisan prime coat yang merupakan campuran aspal dengan bahan pencair yang lebih kental.  
Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan lapisan permukaan ini adalah :
1.    Dump truck;
2.    Asphalt sprayer;
3.    Asphalt finisher;
4.    Vibrator roller;
5.    Pneumatic tired roller;
6.    AMP (Asphalt Mixing Plant).


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


Kerja praktek ini dilakukan pada proyek pekerjaan pembangunan jalan Lambaro-Km 77 di kabupaten Aceh Besar provinsi Aceh selama kurang lebih 1 (satu) bulan lamanya yaitu dari tanggal 25 Oktober 2010 sampai tanggal 25 November 2010. Dalam melakukan kerja praktek ini telah banyak diperoleh pengetahuan dan pengalaman serta dapat menghubungkan dengan materi perkuliahan. Dalam situasi tertentu dapat diambil beberapa kebijakan antara konsultan pengawas denagan pelaksana yang dapat dipertanggungjawabkan tanpa melewati batas toleransi. Berdasarkan proyek yang diikuti, dapat diambil beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan serta keterangan yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek.

5.1     Kesimpulan 
Dari hasil pemantauan di lapangan selama melaksanakan kerja praktek ini, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :
 1.      Pada saat pekerjaan galian biasa, jalan masih dalam keadaan tidak rata.
 2.      Kondisi tanah asli daerah pekerjaan proyek berupa tanah rawa dan banyak mengandung humus.
 3.      Sistem pengaturan alat di lapangan pada saat pelaksanaan sudah baik sehingga pemadatan sesuai dengan perencanaan dan tidak terjadi delay (antrian)
 4.      Pengadaan tanah timbun ke lokasi proyek sering mengalami keterlambatan, sehingga berpengaruh pada pelaksanaan pekerjaan.
 5.      Setelah dilakukan tes kepadatan dengan menggunakan sand cone, pemadatan base telah mencapai ketinggian yang sesuai dengan gambar rencana yaitu 15 cm.
6.       Jumlah peralatan yang digunakan di lapangan sudah sangat memadai.
5.2     Saran-saran
1.       Sebaiknya pelaksana memonitor terlebih dahulu cuaca ketika hendak melaksanakan pekerjaan .
2.       Pengawas hendaknya melakukan pengawasan secara ketat terhadap time schedule, tenaga kerja dan mutu material.

DAFTAR PUSTAKA

[1].    Anonymous, 2004, Pedoman Penyusunan Kerja Praktek Diploma Tiga Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala.
[2].    Schermerchorn, 1996, Struktur Organisasi Proyek, Erlangga, Jakarta.
[3].    Sukirman. S, 1992, Dasar Perencanaan Geometrik  Jalan, Penerbit Nova, Bandung.
[4].    Sukirman, S, 1992, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung.

MUSTAFA KAMAL
         1204101010155
         TEKNIK SIPIL
          FAKULTAS TEKNIK SYIAH KULA
          BANDA ACEH

Pembimbing II    : Ir Nurlely, M.Sc
NIP                      : 195012251983032001

Note :
Bagi yang Butuh File Lampiran , Gambar , Foto , Hub di imal.civil_engineering@yahoo.com




No comments:

Post a Comment