teknologi beton
QUESTIONAIRE TEKNOLOGI BETON
1. Agregat
merupakan bahan pembentuk beton yang mempunyai komposisi yang paling besar
dalam struktur beton yang telah mengeras. Jelaskan sifat dan karakteristik
agregat yang baik untuk bisa menghasilkan beton dengan kekuatan optimal.
Jawab:
Agregat
merupakan bahan pembentuk beton yang mempunyai komposisi yang paling besar
dalam struktur beton yang telah mengeras.Untuk agregat kasar ukuran butirnya
diatas 4,75 mm sedangkan agregat halus dibawah nilai tersebut
2. Untuk
campuran beton, agregat terdiri atas agregat halus dan agregat kasar. Apa
pengaruh aggregat terhadap sifat-sifat beton, baik untuk beton segar maupun
untuk beton yang telah mengeras apabila kita tidak melakukan distribusi gradasi
butiran yang baik?
Jawab:
Distribusi
ukuran butiran didefinisikan sebagai proporsi agregat dalam suatu campuran
beton (Mindess et al., 1996). Distribusi ukuran agregat diperoleh melalui
prosedur analisis saringan sesuai dengan ASTM C 136-06 "Standard Test
Method for Sieve Analysis of Fine dan Coarse Agregat". Standar ini
memberikan batas-batas tertentu baik untuk agregat halus maupun agregat kasar
yang digunakan dalam campuran beton ini. Studi eksperimental ini meliputi
pengaruh proporsi agregat pada karakteristik mekanis suatu beton. Terdapat lima
jenis variasi distribusi ukuran yang diselidiki, yaitu mulai dari luar batasan
atas dan bawah, tepat pada batas-batas standar, hingga pada distribusi yang
ideal. Rancangan campuran beton berdasarkan metode DOE (Departement of
Environtment). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa untuk proporsi campuran
yang sama, ukuran partikel yang halus akan menghasilkan kuat tekan yang relatif
lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kepadatan dari campuran
mortar, sementara luasan agregat pada mortar berkurang. Studi ini membuktikan
bahwa kuat tekan optimal pada silinder beton diperoleh bukan sebagai fungsi
modulus kehalusan agregat, tetapi sebagai hubungan langsung terhadap distribusi
ukuran agregatnya. Distribusi yang ideal sesuai dengan standar, memberikan
hasil terbaik.
3. Untuk mengetahui mutu dari agregat, pemeriksaan apa saja yang
diperlukan terhadap sifat-sifat fisisnya?
Jawab:
- Pemeriksaan agregat halus
Pemeriksaan
agregat halus mencakupi pemeriksaan berat isi, berat jenis dan penyerapan
agregat halus,analisa saringan, kotoran organik, ekivalensi pasir.
- Pemeriksaan agregat kasar
Pemeriksaan
agregat halus mencakupi pemeriksaan berat isi, berat jenis dan penyerapan
agregat kasar,analisa saringan, keausan agregat kasar.
4. Untuk
apakah dilakukan pemeriksaan “analisa saringan“ (sieve analysis) dari agregat
pembentuk beton?
Jawab:
Analisa
saringan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui distribusi ukuran agregat
dengan menggunakan saringan standar tertentu apakah agregat cocok digunakan
sebagai bahan pembuat beton.pemeriksaan dilakukan untuk menentukan pembagian
butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.
untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran baik agregat
halus maupun agregat kasar. Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan dalam
table atau grafik.
5. Karena agregat mempunyai komposisi terbesar dalam beton, maka agregat
secara langsung juga akan mempengaruhi sifat-sifat beton. Sebutkan sifat-sifat
beton segar dan beton yang telah mengeras yang dipengaruhi oleh agregat!
Jawab:
Karena
agregat mempunyai komposisi terbesar dalam beton, maka agregat secara langsung
juga akan mempengaruhi sifat-sifat beton.
/
sifat-sifat beton segar dan beton yang telah mengeras yang dipengaruhi oleh
agregat!
a) Perbandingan agregat dan semen campuran,
b) Kekuatan agregat,
c) Bentuk dan ukuran,
d) Tekstur permukaan,
e) Gradasi,
f) Reaksi kimia, dan
g) Ketahanan terhadap panas.
6. Sebutkan jenis-jenis semen yang anda ketahui beserta kegunaannya!
Jawab:
- Semen
Portland Tipe I (OPC)
Semen Portland Jenis I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling
klinker semen dan gypsum. Semen Portland Jenis I memenuhi persyaratan SNI No.
15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 tipe l.Semen jenis ini digunakan untuk
bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan
khusus), seperti: Bangunan bertingkat tinggi, Perumahan, Jembatan dan jalan
raya, Landasan bandar udara, Beton pratekan, Bendungan saluran irigasi, Elemen
bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton,
roster, dan lain-lain.
- Semen
Portland Pozzolan (PPC)
Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran
homogen antara semen Portland dan Pozzolan halus, yang diproduksi dengan
menggiling klinker semen Portland dan Pozzolan bersama-sama atau mencampur
secara rata bubuk semen Portland dan Pozzolan atau gabungan antara menggiling
dan mencampur, dimana kadar pozzolan 15 s.d 40% massa Semen Portland Pozzolan.
Semen Portland Pozzolan memenuhi persyaratan SNI 15-0302-2004 type IP-U.
Kegunaannya:Bangunan bertingkat (2-3 lantai), Konstruksi beton umum, Konstruksi
beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan/dam, Konstruksi bangunan
di daerah pantai, tanah berair (rawa), Bangunan di lingkungan garam sulfat yang
agresif • Konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan
sanitasi, bangunan perairan, dan penampungan air.
- Semen
Portland Komposit (PCC)
Semen Portland Komposit adalah bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan
bersama-sama terak Semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan
anorganik, atau hasil pencampuran bubuk Semen Portland dengan bubuk bahan
anorganik lain. Semen Portland Komposit memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004.
Kegunaan semen jenis ini adalah: Konstruksi beton umum, Pasangan batu dan batu
bata , Plesteran dan acian, Selokan, Jalan Pagar dinding, Pembuatan elemen
bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton
(paving block) dan sebagainya.
- PORTLAND
CEMENT TIPE II
Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat
dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa,
dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan.
- ORDINARY PORTLAND CEMENT TIPE III
Semen jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses
pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin. Misalnya
digunakan untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan bandar udara.
- ORDINARY
PORTLAND CEMENT TIPE V
Semen Portland Tipe V dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air
yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok digunakan untuk bangunan di
lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.
- SUPER
MASONARY CEMENT (SMC)
Super masonary cement adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi
perumahan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga
digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton hollow brick, paving block,
dan tegel.
- OIL
WELL CEMENT, CLASS G-HSR (HIGH SULFATE RESISTANCE)
Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas
alam dengan kontruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi. OWC yang
telah diproduksi adalah Class G, High Sulfat Resistance (HSR) disebut juga
sebagai (Basic OWC". Aditif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada
berbagai kedalaman dan temperatur tertentu.
- SPECIAL
BLENDED CEMENT(SBC)
Spesial blended cement adalah semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan
mega proyek jembatan Surabaya MAdura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk
bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah
7. Sebutkan bahan dan unsur-unsur utama pembentuk semen Portland!
Jawab:
Gipsum, Tetrakalsium aluminofe,
Trikalsium aluminat, Dikalsium silikat, Trikalsium silikat Bahan dan
unsur-unsur utama pembentuk semen portland adalah sebagai berikut: batu kapur
(kaya akan kalsium karbonat) dan tanah lempung yang banyak mengandung silika
(sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) serta oksida
besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi
sampai terbentuk campuran baru. Kandungan kimia
8. Sebutkan dan jelaskan bahan pengikat lainnya yang saudara ketahui selain
semen!
Jawab:
Bahan
pengikat lainnya yang dapat digunakan sebagai pengganti semen adalah tanah
liat. Bahkan ada kemungkinan bahwa api ditemukan untuk tujuan mengubah batu
kapur menjadi gamping, yang memanas waktu dicampur dengan air, dan secara
lambat menjadi kaku. Selain itu, pemakaian abu terbang sebagai bahan subtitusi
didasarkan atas beberapa alasan. Abu terbang merupakan limbah industri dari
Pembangkit Listrik TenagaUap (PLTU) dan limbah bahan bakar mesin-mesin pabrik.
Indonesia memiliki dua PLTU dengan bahan bakar batu bara yang setiap tahun nya
menghasilkan banyak sekali limbah abu terbang. Pertama, PLTU di Suralaya
menghasilkan limbah abu terbang sebanyak 700.000 ton/tahun dan kedua, adalah
PLTU di Paiton Jawa Timur dengan produksi abu terbang mencapai 1.000.000
ton/tahun. Selain dua PLTU di atas, masih ada beberapa industri yang
menggunakan bahan bakar batu bara yang menghasilkan limbah abu terbang,
contohnya PT. Tjiwi Kimia Putra (Sudjatmiko Nugroho; 2005). Melihat begitu
banyaknya limbah yang dihasilkan, maka masalah yang timbul adalah bagaimana
memanfaatkan limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan dan bila perlu
limbah tersebut menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
9.
Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kuat tekan beton? Jelaskan!
Jawab:
FAS
(faktor air semen) Apabila FAS tidak sesuai dengan beton yang akan direncanakan
maka beton akan menjadi lemah. Pengaruh cuaca berupa pengembangan dan
penyusutan yang diakibatkan oleh pergantian panas dan dingin. Daya perusak
kimiawi, seperti air laut (garam), asam sulfat, alkali, limbah, dan lain-lain.
Daya tahan terhadap aus (abrasi) yang disebabkan ole gesekan orang berjalan
kaki, lalu lintas, gerakan ombak, dan lain-lain.
10.
Bagaimanakah hubungan antara faktor air semen (water cement ratio) dengan kuat
tekan beton?
Jawab:
Faktor Air Semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen dalam
campuran adukan beton. Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai FAS,
maka semakin rendah mutu/kekuatan beton. Nilai FAS yang rendah ditambah dengan
kekuatan agregat yang baik dipercaya dapat meningkatkan mutu beton. Tapi nilai
FAS yang terlalu rendah dapat mengurangi kemudahan pekerjaan pada beton itu
sendiri.
11.
Jelaskan proses hydrasi pada beton!
Jawab:
Hidrasi
adalah pelarutan suatu zat dengan pelarut air. Ketika semen dilarutkan dengan
air, maka terjadilah reaksi hidrasi yang menghasilkan berbagai macam senyawa
kimia.Reaksi hidrasi semen tersebut merupakan reaksi eksoterm. Sehingga sistem
melepaskan kalor kelingkungan yang akan menyebabkan lingkungan mengalami
kenaikan suhu. Kenaikan suhu oleh reaksi hidrasi tersebut dinamakan panas
hidrasi. Tinggi rendahnya panas hidrasi yang dihasilkan saat semen beraksi
dengan air bergantung pada komposisi senyawa kimia yang dihasilkan saat terjadi
reaksi hidrolisis material semen di dalam air.
Mekanisme
hidrasi silicate (C3S dan C2S)
2(3CaO.SiO2)
+ 6 H2O 3CaO.SiO2.3 H2O + 3Ca(OH)2
2(2CaO.SiO2) + 4 H2O 3CaO.SiO2.3 H2O + Ca(OH)2
Mekanisme
hidrasi Aluminat (C3A)
Adanya
gipsum di dalam semen menyebabkan reaksi calsium aluminat menghasilkan calsium
sulfo aluminat hidrat.
3CaO.Al2O3+ CaSO4.2H2O + 10 H2O 3CaO.Al2O3.CaSO4+ 12 H2O
3CaO.Al2O3+ Ca(OH)2+ 12 H2O 3CaO.Al2O3.Ca(OH)2.12 H2O
Mekanisme hidrasi tetracalsium aluminoferrit (C4AF)
4CaO.Al2O3.Fe2O3+ 2Ca(OH)2+ 10H2O 64CaO.Al2O3.Fe2O3.12 H2O
12.
Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hydrasi beton!
Jawab:
1. Umur
2. Komposisi
3.
Kehalusan
4.
Perbandingan air dan semen
5.
Temperatur
6. Bahan
tambah (admixture)
13. Sebutkan
jenis-jenis additive yang anda ketahui beserta kegunaannya dan jelaskan cara
kerjanya di dalam campuran beton!
Jawab:
- Jenis-jenis bahan tambah mineral (Additive)
Jenis bahan tambah mineral (additive) yang ditambahkan pada beton dimaksudkan
untuk meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat penyemenan.
Beton yang kekuarangan butiran halus dalam agregat menjadi tidak kohesif dan
mudah bleeding. Untuk mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah
additive yang berbentuk butiran padat yang halus. Penambahan additive biasanya
dilakukan pada beton kurus, dimana betonnya kekurangan agregat halus dan beton
dengan kadar semen yang biasa tetapi perlu dipompa pada jarak yang jauh. Yang
termasuk jenis additive adalah : puzzollan, fly ash, slag dan silica fume.
- Adapun keuntungan penggunaan additive adalah:
o Memperbaiki workability beton
o Mengurangi panas hidrasi
o Mengurangi biaya pekerjaan beton
o Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
o Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
o Menambah keawetan (durabilitas) beton
o Meningkatkan kuat tekan beton
o Meningkatkan usia pakai beton
o Mengurangi
o Membuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pada beton
rendah)
Jenis bahan tambah lain yang biasa digunakan adalah bahan pembentuk gelembung
udara (Air Entraining Agent/AEA). Ada dua jenis AEA, yaitu jenis detergent dan
bukan detergent.
a) Jenis detergent
AEA pada umumnya adalah dari jenis deterjent, yaitu zat aktif terhadap
permukaan. Zat ini biasanya berupa zat organik sebagai bahan baku sabun,
sehingga bila diaduk dengan air akan menjadi busa dan busa ini akan tersebar di
dalam adukan beton. Gelembung-gelembung ini berada diantara butiran semen dan
agregat yang berfungsi sebagai bola pelincir sehingga adukan beton menjadi
lebih mudah diaduk. Penambahan AEA membuat beton mempunyai sifat penyusutan
yang kecil dan membuat beton lebih kedap air.
Bahan yang biasa digunakan untuk membuat AEA adalah damar vinsol yang merupakan
senyawa asam abiet (abietic acid) atau biasa disebut dengan soda api.
b) Jenis bukan detergent
Jenis ini biasanya berupa bubuk aluminium halus. Bubuk ini apabila bercampur
dengan air pada beton akan bereaksi membentuk gelembung udara gas hidrogen.
Biasanya digunakan juga bahan stabilisator (Natrium Stearat) agar gelembungnya
dapat tersebar merata dan stabil.
14. Sebutkan jenis-jenis admixture yang
anda ketahui beserta kegunaannya dan jelaskan cara kerjanya di dalam campuran
beton!
Jawab:
- Menurut ASTM C.494, admixture dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu :
1) Tipe A : Water Reducing Admixture (WRA)
Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Dengan menggunakan jenis bahan
tambah ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu :
o Hanya menambah/meningkatkan workability.
Dengan menambahkan WRA ke dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen)
yang sama akan didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih tinggi. Dengan
slump yang lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah dituang, diaduk dan
dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak dikurangi dan workability
meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan beton keras yang lebih besar
dibandingkan beton tanpa WRA.
o Menambah kekuatan tekan beton.
Dengan mengurangi/memperkecil fas (jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap)
dan menambahkan WRA pada beton segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang
lebih tinggi. Dari beberapa hasil penelitian ternyata dengan fas yang lebih
rendah tetapi workability tinggi maka kuat tekan beton meningkat.
o Mengurangi biaya (ekonomis).
Dengan menambahkan WRA dan mengurangi jumlah semen serta air, maka akan
diperoleh beton yang memiliki workability sama dengan beton tanpa WRA dan
kekuatan tekannya juga sama dengan beton tanpa WRA. Dengan demikian beton lebih
ekonomis karena dengan kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah semen yang lebih
sedikit.
2) Tipe B : Retarding Admixture
Bahan tambah yang berfungsi untuk memperlambat proses waktu pengikatan beton.
Biasanya digunakan pada saat kondisi cuaca panas, memperpanjang waktu untuk
pemadatan, pengangkutan dan pengecoran.
3) Tipe C : Accelerating Admixtures
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat proses pengikatan dan
pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunakan untuk memperpendek waktu
pengikatan semen sehingga mempecepat pencapaian kekuatan beton. Yang termasuk
jenis accelerator adalah : kalsium klorida, bromide, karbonat dan silikat. Pda
daerah-daerah yang menyebabkan tinggi tidak dianjurkan menggunakan accelerator
jenis kalsium klorida. Dosis maksimum yang dapat ditambahkan pada beton adalah
sebesar 2 % dari berat semen.
4) Tipe D : Water Reducing and Retarding Admixture
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air
pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan
konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan awal dan
pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka jumlah
semen dapat dikurangi sebanding dengan jumlah air yang dikurangi. Bahan ini
berbentuk cair sehingga dalam perencanaan jumlah air pengaduk beton, maka berat
admixture ini harus ditambahkan sebagai berat air total pada beton.
5) Tipe E : Water Reducing and Accelerating Admixture
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air
pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan
konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan
pengerasan beton. Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini akan
dihasilkan beton dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air yang rendah
tetapi tetap workable. Dengan menggunakan bahan ini diinginkan beton yang
mempunyai kuat tekan tinggi dengan waktu pengikatan yang lebih cepat (beton
mempunyai kekuatan awal yang tinggi).
6) Tipe F : Water Reducing, High Range Admixture
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 %
atau lebih. Dengan menmbahkan bahan ini ke dalam beton, diinginkan untuk
mengurangi jumlah air pengaduk dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga
diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah air sedikit,
tetapi tingkat kemudahan pekerjaan (workability beton) juga lebih tinggi. Bahan
tambah jenis ini berupa superplasticizer. Yang termasuk jenis superplasticizera
dalah : kondensi sulfonat melamine formaldehyde dengan kandungan klorida
sebesar 0,005 %, sulfonat formaldehyde, modifikasi lignosulphonat tanpa kandungan
klorida. Jenis bahan ini dapat mengurangi jumlah air pada campuran beton dan
meningkatkan slump beton sampai 208 mm. Dosis yang dianjurkan adalah 1 % - 2 %
dari berat semen.
7) Tipe G : Water Reducing, High Range Retarding admixtures
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 %
atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan beton. Bahan ini
merupakan gabungan superplasticizer dengan memperlambat waktu ikat beton.
Digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang
kerja.
15. Sebutkan jenis-jenis beton
berdasarkan kelas kuatnya dan jelaskan karakteristiknya! \
Jawab:
a. Beton kelas I
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil. Untuk pelaksanaannya tidak
diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan
ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak
disyaratkan pemeriksaan. Mutu kelas I dinyatakan dengan Bo.
b. Beton kelas II
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil secara umum. Pelaksanaannya
memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pimpinan
tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standar B1, K 125,
K175, dan K225. Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan
terhadap mutu bahan-bahan sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak disyaratkan
pemeriksaan. Pada mutu-mutu K125, K175 dengan keharusan untuk memeriksa
kekuatan tekan beton secara kontinu dari hasil-hasil pemeriksaan benda
uji.
c. Beton kelas III
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil yang lebih tinggi dari K225.
Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan dibawah pimpinan
tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya laboratorium beton dengan peralatan yang
lengkap yang dilayani oleh tenaga-tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan
mutu beton secara kontinu.
16. Apakah yang dimaksud dengan beton
mutu struktural dan non-struktural? Jelaskan!
Jawab:
- Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil.
Untuk
pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi
pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap kekuatan
tekan tidak disyaratkan pemeriksaan
- Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil
Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah
pimpinan tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standar B1,
K 125, K175, dan K225. Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya dibatasi pada
pengawasan terhadap mutu bahanbahan sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak
disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K125, K175 dengan keharusan untuk
memeriksa kekuatan tekan beton secarakontinu dari hasil-hasil pemeriksaan
benda
17. Sebutkan jenis-jenis beton berdasarkan berat
volumenya dan jelaskan karakteristiknya!
Jawab:
a. Beton berat
Beton ini mempunyai berat volume lebih besar dari 2,8 ton/m3dipakai untuk
pelindung terhadap sinar gamma. Beton ini dipakai untuk reaktor.
b.Beton normal/biasa
Dipakai untuk konstruksi tempat tinggal biasa dengan berat volume1,8 - 2,8
ton/m3. Jenis aggregatnya antara lain : pasir, batu pecah, atau batu
pecah.
c.Beton ringan
Berat volume nya antara 0,6-1,8 ton/m3 ,dipakai untuk bangunan pemikul beban
ringan. Aggregat yang digunakan ialah batu lempung expended clay,verum culie
dan lain-lain.
18. Jelaskan langkah-langkah dalam
perhitungan mix design untuk beton berdasarkan Metode ACI 211.1-91.
Jawab:
Tahap 1 : Diperlukan informasi material
Tahap 2 : Pemilihan slump
Tahap 3 : Ukuran agregat maksirnum
Tahap 4 : Perhatikan tabel kandungan udara
Tahap 5 : Perhatikan tabel faktor air semen pada umur 28 hari
Tahap 6 : Perhitungan kebutuhan semen, didasarkan pada hasil tahap 4 dan 5
adalah 165/0,4 = 413 kg/m3 ( 280/0,4 = 700 lb/yd2)
Tahap 7 : Perhatikan tabel volume dari agregat kasar per unit volume
beton
Tahap 8 : Mencari kebutuhan agregat halus dengan menggunakan metode berat
Tahap 9 : Penyesuaian kelembapan pada agregat karena agregat tidak pasti SSD
atau OD (Open Dry) di lapangan, maka hal ini perlu penyesuaian berat agregat
karena sejumlah kandungan air didalam agregat (catatan: bahwa agregat yang
sangat kering akan menyerap air dari campuran yang telah ditentukan) hanya air
permukaan perlu dipcrhatikan, sedang air serapan pada agregat bukan menjadi air
cumpuran sebab telah tercakup pada kelembapan penyesuaian berat pada
agregat.
Tahap 10 : Percobaan suatu campuran yaitu mempergunakan dalam bentuk hitungan.
Jika beberapa dari mutu beton yang diinginkannya tidak tercapai, maka beton
harus disesuaikan seperti petunjuk di atas. Apabila penyesuaian taMPaknya
terlalu besar yang ditunjukkan mungkin hal ini lebih untuk mendesain kembali
campuran keseluruhannya, diharapkan mengubah materialnya.
19. Jelaskan langkah-langkah dalam perhitungan mix design untuk beton
berdasarkan Metode DOE (Department of Environment / British Standard).
Jawab:
Perhitungan mix design untuk beton berdasarkan Metode DOE (Department of
Environment/British Standard) adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan Tekan Karakteristik Ialah suatu nilai kekuatan beton umur 28 hari
dimana jumlah yang cacat tidak lebih dari 5%, artinya kekuatan yang ada hanya
5% yang diperbolehkan dari jumlah yang dites.
2. Standar deviasi.
3. Nilai tambah (Margin) Adalah hasil faktor dari deviasi standar dimana faktor
K tergantung pada banyaknya yang cacat dan jumlah benda uji.
4. Kekuatan rata-rata (cr) yang akan dicapai. Adalah kuat tekan karakteristik
ditambah nilai tambah.
5. Jenis semen.
6. Jenis agregat kasar dan halus.
7. Faktor air semen (FA S).
8. Faktor air semen maksimum : faktor air semen yang dipakai adalah faktor air
semen yang terendan.
9. Slump.
10. Ukuran agregat maksimum
11. Kadar air bebas: kebutuhan air yang dibutuhkan untuk proses hidrasi semen,
bukan untuk peresapan air.
12. Kadar semen : didapat dari membagi kadar air bebas dibagi dengan FAS.
13. Kadar semen maksimum: bila tidak dituangkan dapat diabaikan.
14. Kadar semen ditetapkan untuk persyaratan kondisi tertentu. Mungkin ditetapkan
persyaratan kondisi tertentu.
15. Faktor air semen yang disesuaikan : bila kadar semen berubah karena lebih
kecil dari kadar semen minimum yang ditetapkan, maka faktor air semen harus
diperhitungkin kembali.
16. Susunan besar batu agregat halus.
17. Persentase fraksi pasir : makin halus pasir, persentase pasir makin kecil.
Untuk pasir zone 2 persentasenya antara 31 % - 40 % sedangkan untuk zone 1
persentasenya antara 40%-55%.
18. Berat jenis relative agregat gabungan : terdiri dari persentase pasir dikalikan
berat jenis agregat kasar. Bila tidak ada data maka digunakan berat jenis pasir
( agregat halus ) 2,5 t/m3 dan untuk agregat kasar 2,6 t/m3.
19. Berat jenis beton.
20. Kadar agregat gabungan adalah berat jenis beton dikurangi jumlah (kadar)
semen dan air.
21. Kadar agregat halus adalah persentase fraksi pasir dikalikan jumlah agregat
campuran. Dan ini merupakan jumlah pasir
20. Adakah perbedaaan antara kuat tekan
karakteristik (f’ck) dengan f’c? Tolong anda jelaskan!
Jawab:
· Kekuatan tekan karakteristik beton (f’ck) ialah kekuatan tekan, dimana dari
sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan
tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Yang diartikan dengan
kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari
pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
· Kuat tekan beton(f’c) adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa),
didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm
dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc’ boleh juga didasarkan pada hasil
pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus
bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc’ didapat dari perhitungan konversi berikut
ini. Fc’=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam
MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm. Atau perbandingan kedua
benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83.
21. Jelaskan urutan pencampuran bahan-bahan pembentuk beton yang menghasilkan
kekuatan optimal!
Jawab:
1. Persiapan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada wadah yang
terpisah.
2. Persiapkan wadah yang cukup menampung volume beton basah rencana.
3. Masukkan agregat kasar dan agregat halus ke dalam wadah.
4. Dengan menggunakan skop atau alat pengaduk, lakukan pencampuran
agregat.
5. Tambahkan semen pada agregat campuran dan ulangi proses pencampuran,
sehingga diperoleh adukan kering agregat dan semen yang merata.
6. Tuangkan 1/3 jumlah air total kedalam wadah, dan lakukan pencampuran sampai
terlihat konsistensi adukan yang merata.
7. Tambahkan lagi 1/3 jumlah air kedalam wadah dan ulangi proses untuk
mendapatkan konsistensi adukan.
8. Lakukan pemeriksaan SLUMP.
9. Apabila nilai SLUMP telah mencapai nilai rencana, lakukan pembuatan benda
uji silinder dan kubus beton. Jika belum tercapai nilai SLUMP yang diinginkan,
tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan kembali.
10. Lakukan perhitungan berat jenis beton basah.
11. Buatlah benda uji silinder dan kubus sesuai dengan petunjuk. Jumlah benda
uji ditetapkan berdasarkan volume adukan.
12. Lakukan pencatatan hal-hal yang menyimpang dari perencanaan,terutama
pemakaian jumlah air dan nilai SLUMP.
22.
Mengapa beton harus dirawat selama proses pengerasannya?
Jawab :
Tujuan perawatan beton adalah mencegah pengeringan yang bisa menyebabkan
kehilangan air yang dibutuhkan untuk perawatan beton. Pencegahan ini terutama
pada umur awal beton sampai beton berumur 14 hari. Lamanya perawatan tergatung
jenis semen yang dipakai, misalnya type I, II paling sedikit 21 hari. Untuk
semen type V dianjurkan 28 hari.
23. Apakah yang anda ketahui tentang susut dan rangkak beton?
Jawab :
- Susut
Menurut Edward G. Nawi susut beton pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis
yaitu: susut plastis dan susut pengeringan. Susut plastis terjadi beberapa jam
setelah beton segar dicor ke dalam acuan. Permukaan yang diekspos seperti pelat
lantai akan lebih mudah dipengaruhi oleh udara kering karena adanya bidang
kontak yang luas. Dalam hal demikian terjadi penguapan yang lebih cepat melalui
permukaan beton dibandingkan dengan pergantian oleh air dari lapisan beton yang
lebih bawah. Sebaliknya susut pengeringan terjadi setelah beton mencapai bentuk
akhirnya dan proses hidrasi pasta semen telah selesai. Susut pengeringan adalah
berkurangnya volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air karena
penguapan. Fenomena sebaliknya, yaitu pertambahan volume karena penyerapan air,
disebut swelling. Dengan perkataan lain, susut dan swelling menunjukkan adanya
perpindahan air ke luar dan ke dalam struktur gel pada beton akibat adanya
perbedaan kelembaban atau perbedaan kejenuhan di antara elemen-elemen yang
berdekatan. Fenomena ini tidak bergantung pada beban luar. Susut adalah proses
yang tidak reversibel. Jika beton yang sudah benar-benar susut kemudian
dijenuhkan dengan air, maka tidak akan tercapai volume asalnya. Gambar 2.2
menunjukkan pertambahan regangan susut Єsh terhadap waktu. Laju perubahannya
berkurang terhadap waktu karena beton yang semakin berumur akan semakin tahan
tegangan dan semakin sedikit mengalami susut. Dengan demikian kurva ini
asimtotis untuk t yang semakin besar.
- Rangkak
Rangkak adalah regangan yg meningkat akibat pengaruh waktu terjadi pada beton
yang dibebani secara tetap dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu pada
balok beton dikenal istilah short-term (immediate) deflection dan long-term
deflection.
24. Apakah yang anda ketahui tentang daktilitas beton?
Jawab:
Daktilitas beton didefinisikan sebagai kemampuan untuk mencapai deformasi yang
signifikan tanpa peningkatan ditandai dari tekanan diluar kekuatan luluh baja.
Baja daktilitas tinggi memiliki kemampuan lebih untuk menyerap energi dari baja
daktilitas yang rendah. Hal ini dapat bertahan lebih lama dibawah menekankan
lebih tinggi dari kekuatan luluh dengan deformasi plastik, sebaliknya dengan
baja daktilitas rendah, yang lebih rapuh dan istirahat tiba-tiba, mendapatkan
elongations cahaya.
25.
Jelaskan pengertian beton segar (fresh concrete)!
Jawab:
Beton segar adalah gabungan antara semen agregat (halus dan kasar) dan air yang
saling mengikat dan belum mengeras masi bersifat lunak dan dapat membentuk
dengan mudah
26. Jelaskan pengertian beton keras (hardened concrete)!
Jawab:
Beton keras adalah batuan tiruan dengan rongga antara butiran yang
besar(agregat kasar) dan diisi dengan batuan kecil (agregat halus) dan pori
pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen) saling terekat
dengan kuat dan terbentuklah suatu kesatuan padat yang tahan lama.
27.
Jelaskan sifat-sifat beton segar!
Jawab:
a.Mudah dikerjakan (wokability)
Kemudahan pengerjaan (wokability) merupakan tingkat kemudahan adukan beton
untuk diaduk, diangkut, dituang, dan dipadatkan tanpa mengurangi homogenitas
beton, dan beton tidak terurai (bleeding) yang berlebihan untuk mencapai
kekuatan yang direncanakan. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan
dikerjakan antara lain:
1.Jumlah air yang dipakai dalam campuran beton. Makin banyak air yangdipakai
makin mudah beton segardikerjakan.
2.Penambahan semen ke dalam campuran juga memudahkan cara pengerjaan adukan
beton, karena diikuti dengan bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai
fas yang tetap.
3.Gradasi campuran pasir dan kerikil. Apabila mengikuti gradasi campuran yang
telah disarankan oleh peraturan, maka adukan beton akan mudah dikerjakan.
4.Pemakaian butir-butir batuan yang bulat mempermudah cara pengerjaan
beton.
5.Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai juga berpengaruh terhadaptingkat
kemudahan pengerjaan.
6.Cara pemadatan adukan beton. Bila dilakukan dengan alat getar, makadiperlukan
tingkat kelecakan (keenceran) yang berbeda.
Faktor utama yang mempengaruhi wokability adalah kandungan air di
dalamcampuran, sedangkan faktor lainnya adalah gradasi agregat, bentuk, dan
tekstur permukaan agregat, proporsi campuran serta kombinasi gradasi. Tingkat
kemudahan pengerjaan berkaitan erat dengan tingkat kelecakan (keenceran) adukan
beton. Untuk mengetahui tingkat kelecakan adukan beton biasanya dilakukan
dengan percobaanslump. Makin besar nilai slump berarti adukan beton semakin
encer dan ini berartisemakin mudah dikerjakan. Pada umumnya nilai slump
berkisar antara 5 - 12,5 cm.
b. Pemisahan Kerikil (segregation)
Kecenderungan butir-butir kerikil memisahkan diri dari campuran adukan beton
disebutsegregation. Campuran beton yang kelebihan air dapat menyebabkan
segregasi, dimana terjadi pengendapan partikel yang berat ke dasar beton segar
dan partikel-partikel yang lebih ringan akan menuju ke permukaan beton segar.
Hal-hal tersebut akan mengakibatkan beberapa keadaan pada beton yaitu terdapat
lubang-lubang udara, beton menjadi tidak homogen dan permeabilitas serta
keawetan berkurang.
c. Pemisahan Air (bleeding)
Kecenderungan campuran untuk naik ke atas (memisahkan diri) pada betonsegar
yang baru saja dipadatkan disebut bleeding. Hal ini disebabkanketidakmampuan
bahan solid dalam campuran untuk menahan seluruh air campuranketika bahan itu
bergerak ke bawah.Air naik ke atas sambil membawa semen dan butir-butir halus
pasir, yang pada akhirnya setelah beton mengeras akan tampak sebagai selaput.
Lapisan ini dikenal sebagailaitance.Bleeding biasanya terjadi pada campuran
beton basah(kelebihan air) atau campuran adukan beton dengan nilai slump
tinggi.
28. Jelaskan sifat-sifat mekanis beton keras!
Jawab:
a. Kekuatan (strength)
Kekuatan beton meliputi kekuatan tekan, kekuatan tarik dan kekuatan
geser.Faktor air semen (fas) sangat mempengaruhi kuat tekan beton, semakin
kecil fassemakin tinggi kuat tekan beton. Kekuatan beton semakain meningkat
dengan bertambahnya umur beton akan terus berjalan walaupun lambat.
b. Ketahanan Beton
Dikatakan mempunyai ketahanan yang baik apabila bertahan lama dalam kondisi
tertentu tanpa mengalami kerusakan selama bertahun-tahun. Kondisi yang dapat
mengurangi daya tahan beton dapat disebabkan faktor dari luar dan dari dalam
beton itu sendiri. Faktor luar antara lain cuaca, suhu yang ekstrem,
erosi,kembang dan susut akibat basah atau kering yang silih berganti dan
pengaruh bahan kimia. Faktor dari dalam yaitu reaksi agregat dengan senyawa
alkali.
c. Rangkak dan Susut
Pembebanan dalam jangka waktu panjang dengan tegangan yang konstanakan
mengakibatkan deformasi yang terjadi secara lambat, yang disebut rangkak
(creep). Rangkak dipengaruhi oleh umur beton, regangan, faktor air semen, dan
kekuatan beton.Proses susut (shringkage) didefinisikan sebagai perubahan bentuk
volume yang tidak berhubungan dengan beban. Apabila beton mengeras, berarti
beton tersebut megalami susut. Hal-hal yang mempengruhi susut antara lain mutu
agregat dan faktor air semen. Pada umumnya proses rangkak selalu dihubungkan
dengan susut karena keduanya terjadi bersamaan dan seringkali memberi pengaruh
yang sama, yaitu deformasi yang bertambah sesuai dengan bertambahnya
waktu.
29. Jelaskan pengertian „workability“!
Jawab:
Kemudahan pengerjaan (wokability) adalah merupakan tingkat kemudahan adukan
beton untuk diaduk, diangkut, dituang, dan dipadatkan tanpa mengurangi
homogenitas beton, dan beton tidak terurai (bleeding) yang berlebihan untuk
mencapai kekuatan yang direncanakan
30. Jelaskan pengertian “durability”!
Jawab:
Durabilitas (ketahanan) adalah ketahanan beton menghadapi segala kondisi dimana
dia direncanakan, tanpa mengalami kerusakan (deteriorate) selama jangka waktu
layannya (service ability). Beton yang demikian disebut mempunyai ketahanan
yang tinggi (durable).
31. Jelaskan pengertian “flowability” pada beton segar!
Jawab:
Flowability adalah salah satu bagian dari pengujian beton segar yang dihasilkan
berdasarkan tes slump untuk mengetahui kemampuan mengalir campuran dari beton
segar.
32. Jelaskan pengertian “compactability” pada beton!
Jawab:
Compactability adalah salah satu bagian dari pengujian beton segar yang
dihasilkan berdasarkan tes slump untuk mengetahui tingkat kemampuan campuran
beton untuk memadat.
33. Jelaskan pengertian bleeding dan segregation pada beton!
Jawab:
Bleeding adalah pengeluaran air dari adukan beton yang disebabkan oleh pelepasan
air dari pasta semen. Sesaat setelah dicetak, air yang terkandung di dalam
beton segar cenderung untuk naik ke permukaan.
Segregasi adalah kecenderungan pemisahan bahan-bahan pembentuk beton. Segregasi
sangat besar pengaruhnya terhadap sifat beton keras. Jika tingkat segregasi
beton sangat tinggi, maka ketidaksempurnaan konstruksi beton juga tinggi. hal
ini dapat berupa keropos, terdapat lapisan yang lemah dan berpori, permukaan
nampak bersisik dan tidak merata.
34. Jelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi durabilitas beton, serta jelaskan
jenis beton apa yang dapat menghasilkan durabilitas yang baik dan
mengapa?
Jawab:
Hal hal yang dapat mempengaruhi durabilitas beton :
a) Pengaruh fisik (physical attack) : pelapukan oleh cuaca membeku dan mencair
(freezing and thawing), terjadi pada pasta semen dan aggregate basah dan kering
bergantian, terjadi pada pasta semen perubahan temperatur yang drastis, terjadi
pada pasta semen dan aggregate.
b) Pengaruh kimia (chemical attack) : penetras larutan / unsur kimia kedalam
beton serangan sulfat, terjadi pada pasta semen reaksi alkali-aggregate,
terjadi pada aggregat serangan asam dan alkalis, terjadi pada pasta semen
korosi baja tulangan, terjadi pada tulangan.
c) Pengaruh mekanis : perubahan volume akibat perbedaan sifat thermal dari
aggregat thd pasta semen, terjadi pada pasta semen dan aggregat abrasi
(pengikisan), terjadi pada pasta semen dan aggregat aksi elektrolisis, terjadi
pada pasta semen.
35. Jelaskan teknik pengujian beton berdasarkan “load control”!
Jawab:
Load control (uji kontrol pembebanan) adalah merupakan suatu metode Pengujian
pada beton yang kecepatan pengujian berdasarkan besarnya pertambahan beban
(load control). Pengaturan kecepatan load control terdapat dalam pasal 7.4.3 dari
ASTM A370-03a yang menyebutkan apabila mesin uji dilengkapi dengan peralatan
yang mengatur kecepatan pembebanan, maka kecepatan pengujian dari 0.5 fy hingga
fy adalah tidak boleh melebihi 690 MPa/min. Sedangkan kecepatan minimum yang
diijinkan adalah tidak boleh kurang dari 70 MPa/min. bersifat setengah merusak
atau merusak secara keseluruhan komponen komponen beton yang diuji. Pengujian
yang dimaksud dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satu diantaranya
adalah metode uji beban (Load Test). Tujuan load test pada dasarnya adalah
untuk membuktikan bahwa tingkat keamanan suatu struktur atau bagian struktur
sudah memenuhi persyaratan peraturan bangunan yang ada, yang tujuannya untuk
menjamin keselamatan umum. Oleh karena itu biasanya load test hanya dipusatkan
pada bagian-bagian struktur yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan tingkat
keamanan berdasarkan data-data hasil pengujian material dan hasil
pengamatan.
36. Jelaskan teknik pengujian beton berdasarkan “displacement control”!
Jawab:
Displacement control (uji kontrol peralihan/perpindahan pembebanan) adalah
merupakan suatu metode Pengujian pada beton yang kecepatan pengujian
berdasarkan besarnya pertambahan peralihan beban (displacement control).
Pengaturan kecepatan displacement control terdapat dalam pasal 7.4.1 dari ASTM
A370-03a, yang menyebutkan bahwa semua kecepatan pengujian dapat dipergunakan
hingga tercapai titik yang bernilai dari setengah dari kuat leleh (0.5
fy).Ketika tercapai titik tersebut, kecepatan dibatasi agar tidak melebihi 1/16
mm/min dari panjang reduction section hingga tercapainya titik kuat leleh.
Sedangkan kecepatan untuk menentukan kuat tarik adalah tidak boleh melebihi
1/10 mm/min dari panjang reduction section. Pembatasan kecepatan minimum juga
harus diatur tidak boleh kurang dari 1/10 mm/min kecepatan maksimal.
37. Sebutkan jenis-jenis pengujian beton segar beserta metode
pengujiannya!
Jawab:
· Pengujian Slump, kerucut yang berbentuk terpancung ciptaan “ Abrams”untuk
beton yang encer. Yang dipakai secara intensif dilapangan sangat berguna untuk
mendeteksi keseragaman campuran sebelum dilakukan pencetakan terhadap benda
uji. Ada beberapa macam dari bentuk slump yang terjadi yaitu :
a. Slump yang benar (true Slump)
Suatu campuran yang telah dibuat dikatakan mempunyai true slump, jika kerucut
beton mengalami penurunan secara seragam disetiap sisinya setelah kerucut
diangkat.
b. Slump geser (Shear Slump)
Sebagian kerucut beton meluncur kebawah sepanjang bidang miring. Jika hal itu
terjadi, maka pengujian slump harus diulang. Jika bentuk slump itu terjadi
secara konsisten maka berarti sifat kohesi campuran yang diuji adalah kurang
baik.
c. Slump runtuh (Collapse Slump)
Campuran dikatakan mempunyai Collapse slump, jika setelah kerucut diangkat
campuran akan mengalami runtuh (collapse).
· Tes Bola Kelly, dikembangkan di Amerika sebagai alternative tes slump, tes
ini memiliki keunikan yang menguntungkan dalam hal pemakaiannya untuk beton
dalam gerobak dorong atau beton dalam cetakan dan tes ini lebih sederhana
secara cepat untuk dilaksanakan dari pada test slump.
· Tes kekentalan Vebe, dikembangkan di Swedia oleh V. Barkner, pada dasar tes
penuangan kembali mengidentifikasikan atas dua hal, yaitu compactability dan
mobility dari beton yang ditargetkan.
· Tes leleh (flow test), beton yang memiliki nilai leleh yang sama berbeda
tingkat kecelakaannya, akan tetapi tes tersebut memberikan perkiraan yang baik
dari konsistensi beton yang cenderung menimbulkan segregasi.
38. Apakah kegunaannya dilakukan percobaan slump pada adukan beton segar?
Jawab:
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh angka slump beton. Pengujian ini
dilakukan terhadap beton segar yang mewakili campuran beton. Hasilpengujian ini
digunakan dalam pekerjaan :
1) Perencanaan campuran beton;
2) Pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.
39. Sebutkan jenis-jenis pengujian beton keras beserta metode
pengujiannya!
Jawab:
Pengujian beton keras dan metode pengujiannya:
Pengujian destruktif (kuat tekan,kuat lentur dan kuat tarik)
Pengujian non-destruktif (rebound hammer, penetration resistance, pull out,
ultrasonic pulse)
Pengujian core drilling
Pengujian permeability dan pengujian carbonation
40. Sebutkan jenis-jenis pembebanan pada pengujian beton keras!
Jawab:
· Pembebanan langsung
· Pembebanan tak langsung
41. Jelaskan mengapa jenis pembebanan, kecepatan dan besar pembebanan, metode
pengujian dapat mempengaruhi kekuatan beton?
Jawab:
Karena setiap pembebanan, uji kecepatan dan besar pembebanan memiliki kalibrasi
yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi kekuatan beton pada setiap metode yang
digunakan dalam pengujian beton.
42. Apakah yang anda ketahui tentang „non-destructive test“ pada beton
keras?
Jawab:
Adalah pengujian beton yang dilakukan dengan tidak merisak beton yang akan
diuji. Uji tak rusak (NDT) adalah grup macam teknik analisis yang digunakan
dalam ilmu pengetahuan dan industri untuk mengevaluasi sifat dari komponen,
material atau sistem tanpa menyebabkan kerusakan. Karena NDT tidak permanen
mengubah anggaran yang diperiksa, itu adalah sangat -berharga teknik yang dapat
menghemat uang dan waktu dalam evaluasi produk, pemecahan masalah, dan
penelitian. NDT umum metode ini termasuk ultrasonik, magnetik-partikel,
penetran cair, radiografi, dan pengujian eddy-saat ini.
NDT adalah alat yang sering digunakan dalam rekayasa forensik, teknik mesin,
teknik elektro, teknik sipil, rekayasa sistem, teknik penerbangan, obat-obatan,
dan seni.
43. Sebutkan macam dan jenis pengujian „non-destructive test“.
Jawab:
Non-destructive tests
• hammer test
• core drill
• ultra sonic velocity pulse (bisa untuk beton umur muda)
• acoustic emission testing
• leak testing
• liquid penetrant testing
• infrared and thermaltesting
44. Apakah yang anda ketahui tentang beton mutu tinggi (high-strength concrete)
dan beton mutu ultra tinggi (ultra high-strength concrete)?
Jawab:
Sesuai dengan perkembangan teknologi beton, kriteria beton mutu tinggi juga
selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu yang berhasil dicapai. Pada
tahun 1950an, beton dengan kuat tekan 30 MPa sudah dikategorikan sebagai beton
mutu tinggi. Pada tahun 1960an hingga awal 1970an, kriterianya lebih lazim
menjadi 40 MPa. Saat ini, disebut mutu tinggi untuk kuat tekan diatas 50 MPa, dan
80 MPa sebagai beton mutu sangat tinggi, sedangkan 120 MPa bisa dikategorikan
sebagai beton bermutu ultra tinggi.
45. Apakah yang anda ketahui tentang beton yang bisa memadat sendiri
(self-compacting concrete)?
Jawab:
Beton memadat mandiri (self compacting concrete, SCC) adalah beton yang mampu
mengalir sendiri yang dapat dicetak pada bekisting dengan tingkat penggunaan
alat pemadat yang sangat sedikit atau bahkan tidak dipadatkan sama sekali.Beton
ini dicampur memanfaatkan pengaturan ukuran agregat, porsi agregat dan van
admixture superplastiziser untuk mencapai kekentalan khusus yang
memungkinkannya mengalir sendiri tanpa bantuan alat pemadat.Sekali dituang ke
dalam cetakan, beton ini akan mengalir sendiri mengisi semua ruang mengikuti
prinsip grafitasi,termasuk pada pengecoran beton dengan tulangan pembesian yang
Sangat rapat.Beton ini aka mengalir ke semua celah di tempat pengecoran dengan
memanfaatkan berat sendiri campuran beton Ladwing, II – M.,Woise,F.,Hemrich, W
. and Ehrlich, N . (2001).Beton memadat mandiri pertama kali dikembangkan di
jepang pada tahun 1990-an sebagai upaya untuk mengatasi persoalan pengecoran
komponen gedung artistik dengan bentuk geometri tergolong rumit bila dilakukan
pengecoran beton normal.Riset temtang beton memadat mandiri masih terus
dilakukan hingga sekarang dengan banyak aspek kajian, misalnya ketahanan
(durability),permeabilitas dan kuat tekan (compressive strength).Kekuatan tekan
beton kering 102 Mpa sudah dapat dicapai karena penggunaan admixture
superplastiziser yang memungkinkan npenuruna rasio air-semen (w/c) hingga nilai
w/c = 0,3 atau lebih kecil.
- Mekanisme Pengaliran Beton Memadat Mandiri
Menurut Hela dan Hubertova (2006) kemampuan mengalir dengan tingkat ketahanan
terhadap segregasi yang tinggi pada beton memadat mandiri disebabkan oleh dua
resep kunci sebagai berikut :
a. Penggunaan superplastiziser yang memadai dengan sangat ketat mengatur
komposisi agregat pada campuran.
b. Rasio air-semen (w/c-ratio) yang rendah dengan mengendalikan volume agregat
yang dikombinasikan denhan agregat pengisi 0,125 mm menyebabkan campuran beton
ini tidak mudah mengalami segregasi.
Pada komposisi campuran beton, perbedaan utama beton memadat mandiridenganbeton
konvensional adalah penggunaan porsi bahan pengisi yang cukup besar, sekitar 40
% dari volume total campuran beton.Bahan pengisi ini adalah pasir butiran halus
dengan ukuran butiran maksimum (dmax ) ≤ 0,125 mm.Porsibesar bahan pengisi ini
menyebabkan campuran beton cenderung berprilaku sebagai pasta.Penggunaan
superplastiziser yang memadai, biasanya berbahan polycarboxylate, memungkinkan
penggunaan air pada campuran dapat dikurangi, namun pengurangan pengerjaan
(workability) dan kemampuan pengaliran (flowability) campuran beton dapat
dijaga.
Bahan pengisi tambahan lain yang digunakan dalam penbuatan beton memadat
mandiri adalah abu terbang , silica fume, terak (blastfurnace slag), metakaolin
dan lain-lain.Hela dan Hubertova (2006).
Beton Memadat Mandiri untuk Pembuatan Komponen Bangunan Pracetak
Kemudahan dalam hal pencetakan tidak memerlukan penggetar menjadikan beton
memadat mandiri banyak dimanfaatkan dalam industri komponen pracetak.Rise,
G.and Skarendahl, A. (1999).Beberapa artikel tentang penggunaan beton memadat
mandiri untuk bahan beton pracetak panel dinding dan lantai bangunan ditulis
oleh Tegar, Rudolf (2001),perancangan dan penbangunan gedung The Phaeno Science
Center di Wolfsburg,Meyer dan Bahrie (2004),pengalaman produsen beton pracetak
Consolis di Eropa menggunakan bahan beton memadatmandiri, Juvas (2004).
Menurut Rise,Grand Skarendahl, A. (1999),pada pekerjaan pembetonan struktur
beton pracetak, Penggunaan beton memadat mandiri sangat berkontribusi pada
penggunaan item pekerjaan dan peningkatan kecepatan kerja.Penggunaan beton
memadat mandiri akan memperpendek siklus waktu pencetakan.Hal ini berarti bahwa
dengan waktu kerja tertentu, tingkat produktifits dalam bentuk jumlah hasil
produk akan lebih tinggi dibandingkan capaian pada sistem pembetonan
normal.Keuntungan lain adalah penghematan energi yang digunakan untuk penggetar
dan penghilangan suara bising yang memungkinkan perbaikan suasana lingkungan
pekerjaan proyek.
46. Apakah yang anda ketahui tentang beton ringan (light-weight
concrete)?
Jawab:
Dibuat
dengan menggunakan agregat ringan atau dikombinasikan dengan agregat normal
sedemikian rupa sehingga dihasilkan beton dengan berat isi yang lebih kecil
(lebih ringan) daripada beton normal. Berat isi beton ringan mencapai 2/3 dari
beton normal. Tujuan penggunaan beton ringan adalah untuk mengurangi berat
sendiri dari struktur sehingga komponen struktur pendukungnya seperti
pondasinya akan menjadi lebih hemat.
Agregat yang digunakan untuk memproduksi beton ringan merupakan agregat ringan
juga. Agregat yang digunakan umumnya merupakan hasil pembakaran shale, lempung,
slates, residu slag, residu batu bara dan banyak lagi hasil pembakaran
vulkanik. Berat jenis agregat ringan sekitar 1900kg/m3 atau berdasarkan
kepentingan penggunaan strukturnya berkisar antara 1440-1850kg/m3 , dengan
kekuatan tekan umur 28 hari lebih besar dari 17,2 MPa.
47.
Apakah yang anda ketahui tentang beton serat (fibre reinforced concrete)?
Jawab:
Beton berserat adalah beton yang dicampur dengan serat (fiber) yang berfungsi
meningkatkan property si beton itu. Di masa kini, beton berserat lebih
berfungsi meningkatkan kekuatan tarik atau juga meningkatkan daktilitas si
beton.
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunannya yang terdiri dari bahan semen,
agregat kasar,agregat halus, air dan bahan tambah (Tri Mulyono, 2003).
Kelebihan beton yaitu memilki kuat desak yang tinggi, tahan api dan mudah
dibentuk. Namun disamping mempunyai kelebihan tersebut, beton juga mempunyai
kelemahan yaitu, kuat tarik yang rendah.Usaha untuk menambah kuat tarik beton,
dilakukan dengan cara menambah serat (fiber) dalam campuran beton, penambahan
serat ( fiber ) dilakukan dengan cara memberikan semacam penulanganyang
disebarkan merata dengan orientasi sebaran yang acak dengan tujuan meningkatkan
kuat tarik beton.Ada berbagai macam bahan fiber yang dapat digunakan untuk
memperbaiki sifat-sifat betonseperti yang telah dilaporkan oleh ACI Committee
544 (1982) dan Soroushian & Bayasi (1987).Bahan –bahan fiber tersebut
antara lain berupa serat baja ( steel fiber ), kaca ( glass fiber ),plastic(
polypropylene ) dan karbon (carbon) serta serat alami yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan sepertiijuk, serat bambu dan lainnya.Pada penelitian ini
digunakan serat berupa serat anyaman kawat (kasa) aluminium pada kadar optimum
yaitu sebesar 0,2% dengan variasi panjang serat dengan tujuan untuk mendapatkan
nilaikapasitas lentur yang paling maksimum.
48. Apakah yang anda ketahui tentang beton polymer?
Jawab:
Dengan pemberian polimer sebagai bahan perekat tambahan pada campuran beton,
akan dihasilkan beton dengan kuat tekan yang lebih tinggi dan dalam waktu yang
lebih singkat. Bahan yang ditambahkan bisa berupa latex maupun emulsi dari
bahan lain.Jenis ini cocok digunakan pada pekerjaan-pekerjaan pembetonan dalam
keadaan darurat seperti terowongan, tambang dan pekerjaan lain yang membutuhkan
kekuatan beton dalam waktu singkat bahkan dalam hitungan jam.Disamping itu,
jenis beton polimer bisa dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan
terhadap bahan kimia tertentu. Metode panambahan polimer selain pada campuran
beton, bisa juga dilakukan pada saat beton sudah kering dengan tujuan untuk
menutup pori-pori beton dan retak kecil (microcrac) karena pengeringan sehingga
didapatkan beton yang kedap air (inpermiable) sehingga keawetan beton bisa
meningkat.
Beton polimer memiliki sifat mekanik serta perilaku yang berbeda satu dengan
yang lainnya karena tergantung bahan yang digunakan, sehingga mendorong
dilakukannya banyak penelitian untuk mempelajari sifal dan perilaku
tersebut.Beton polimer ini dibuat dengan system prepacked, dengan komposisi
terdiri dari unsaturated polyester (UP) ditambah styrene monomer (SM) sebagai
binder matrix dan methyl ethyl keton peroxide (MEKPO) sebagai initiator serta
cobalt napthenate (CoNp) sebagai promotor dan agregat kasar sebagai inklusi.
Dalam komposisi adukan dilakukan variasi terhadap prosentase polimer dan filler
yakni abu terbang sedangkan bahan penyusun lainnya tetap.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik serta pengaruh persentase polimer
terhadap harga redaman yang dilakukan dengan Modal Testing. Untuk mengetahui
hal tersebut dilakukan serangkaian pengujian terhadap agregat serta beton
polimer.Dari basil pengujian didapat kuat tekan 19,02 MPa s.d 41,489 MPa, kuat
tekan maksimum didapat pada prosentase polimer 55%, untuk kuat tarik dicapai
4,300 MPa s.d 6,023 MPa, kuat tarik maksimum didapat pada prosentase polimer
65%. Nilai modulus elastisitas dengan cara tekan dan cara lentur masing-masing
952,4 s.d 1956,4 MPa serta 1212,985 s.d 3812,067 MPa, nilai modulus membesar
dari kadar filler 50% lalu 35% sampai 45%. Konstanta poison yang didapat 0,12
s.d 0,21 sedangkan nilai redaman 1,669% s.d 3,017%. Hasil juga menunjukkan
bahwa semakin banyak prosentase polimer maka harga loss factor (ri), koefisien
redaman (c) dan damping ratio (p,) semakin kecil, ini menunjukkan abu terbang
sebagai filler berpengaruh untuk menaikkan loss factor, koefisien redaman serta
damping ratio.
49. Jelaskan metoda dan prosedur asesmen struktur beton eksisting dan apa
kegunaannya?
Jawab:
Tahapan asesmen yaitu tahapan asesmen awal dan asesmen detail. Tahapan analisis
dilakukan terhadap kondisi kekuatan komponen struktur. Proses asesmen dilakukan
melalui pengujian lapangan dan laboratorium. Pengujian di lapangan biasanya
menggunakan peralatan Schmidt Rebound Hammer Test dan Ultrasonic Pulse
Velocitymeter untuk mengetahui kuat tekan beton; Theodolite, Waterpass, dan
meteran untuk pengukuran geometris bangunan; Microcrackmeter untuk mengetahui
lebar dan kedalaman retakan; dan Rebar Locator/R-bar meter serta Kaliper/Jangka
Sorong untuk mengetahui jumlah dan diameter baja tulangan terpasang. Pengujian
di laboratorium untuk uji tarik baja tulangan terpasang. Analisis data biasanya
menggunakan progam SAP 2000 v14.0.0 Advanced dan alat pendukung lainnya.
Kegunaannya ialah bertujuan untuk mengetahui kekuatan sisa, nilai defleksi, dan
interstory drift pada komponen struktur bangunan serta mengetahui tingkat
keamanan struktur pada kondisi eksisting beton/bangunan.
50. Jelaskan teknik dan metode perbaikan (retrofitting) dan perkuatan
(strengthening) struktur beton yang anda ketahui.
Jawab:
Metode dan material perbaikan
Penentuan metode dan material perbaikan umumnya tergantung pada jenis kerusakan
yang ada, disamping besar dan luasnya kerusakan yang terjadi, lingkungan dimana
struktur berada, peralatan yang tersedia, kemampuan tenaga pelaksana serta
batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan
pelaksanaan, waktu pelaksanaan dan biaya perbaikan. Jenis kerusakan yang sering
terjadi adalah kerusakan berupa keretakan dan spalling (terlepasnya bagian
beton).
A. Keretakan
Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya
terjadi pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi
dinding bata atau dinding non-beton lainnya. Untuk retak non-struktur, dapat
digunakan metode injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan
expanding agent serta latex atau hanya melakukan sealing saja dengan material
polymer mortar atau polyurethane sealant. Sedang pada retak struktur, digunakan
metode injeksi dengan material epoxy yang mempunyai viskositas yang rendah,
sehingga dapat mengisi dan sekaligus melekatkan kembali bagian beton yang
terpisah. Proses injeksi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin yang
bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.
B. Spalling
Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya
spalling yang terjadi.
C. Patching
Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area
yang tidak luas, dapat digunakan metode patching. Metode perbaikan ini adalah
metode perbaikan manual, dengan melakukan penempelan mortar secara manual. Pada
saat pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar
ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil yang padat. Material
yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan, tidak susut dan tidak
jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap
lapis), terutama untuk pekerjaan perbaikan overhead. Umumnya yang dipakai
adalah monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.
D.
Grouting
Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan metode
grouting, yaitu metode perbaikan dengan melakukan pengecoran memakai bahan
non-shrink mortar. Metode ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau
menggunakan pompa. Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah
bekisting yang terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran
spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan harus kuat agar mampu menahan
tekanan dari bahan grouting. Material yang digunakan harus memiliki sifat
mengalir dan tidak susut. Umumnya digunakan bahan dasar semen atau epoxy.
E. Shotcrete (Beton Tembak)
Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, maka sebaiknya
digunakan metode Shot-crete. Pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi
seperti halnya pengecoran pada umumnya. Metode shotcrete ada dua sistim
yaitu dry-mix dan wet-mix.Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam
mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang.
Sehingga mutu dari beton yang ditembakkan sangat tergantung pada keahlian
tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air. Tapi sistim ini sangat
mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, karena tidak pernah terjadi
‘blocking’. Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa
campuran basah, sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistim
ini memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi bila sampai terjadi
‘blocking’. Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk mempercepat
pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi
terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).
F. Grout
Preplaced Aggregat (Beton Prepack)
Metode perbaikan lainnya untuk memperbaiki kerusakan berupa spalling yang cukup
dalam adalah dengan metode Grout Preplaced Aggregat. Pada metode ini beton yang
dihasilkan adalah dengan cara menempatkan sejumlah agregat (umumnya 40% dari
volume kerusakan) kedalam bekisting, setelah itu dilakukan pemompaan bahan
grout, kedalam bekisting. Material grout yang umumnya digunakan adalah polymer
grout, yang memiliki flow cukup tinggi dan tidak susut.
- Metode dan material pengkuatan
Dalam pemilihan metode pengkuatan, harus diperhatikan beberapa hal yaitu
kapasitas struktur, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia,
kemampuan tenaga pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti
keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu pelaksanaan dan biaya
perkuatan.
Metode perkuatan yang umumnya dilakukan adalah : - Memperpendek bentang dari
struktur dengan konstruksi beton ataupun dengan konstruksi baja.
Tujuannya adalah memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, tetapi harus
dianalisa ulang akibat dari perpendekan bentang ini yang menyebabkan perubahan
dari gaya-gaya dalam tersebut. Umumnya dilakukan dengan menambah balok atau
kolom baik dari beton maupun dari baja.
- Memperbesar dimensi daripada konstruksi beton.
Umumnya digunakan beton sebagai material untuk memperbesar dimensi struktur;
dengan adanya admixture beton generasi baru, dimungkinkan untuk menghasilkan
beton yang dapat memadat sendiri (self compacting concrete), dibahas di bagian
4 – Self Compacting Concrete. Akibat dari penambahan dimensi tersebut, maka
harus diperhatikan bahwa secara keseluruhan beban dari Bangunan tersebut
bertambah, sehingga harus dilakukan analisa secara menyeluruh dari struktur
atas sampai pondasi.
- Menambah plat baja.
Tujuan dari penambahan ini adalah untuk menambah kekuatan pada bagian tarik
dari struktur Bangunan. Didalam penambahan plat baja tersebut, harus dijamin
bahwa plat baja menjadi satu kesatuan dengan struktur yang ada, umumnya untuk
menjamin lekatan antara plat baja dengan struktur beton digunakan epoxy
adhesive.
- Melakukan external prestressing.
Dengan metode ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan melakukan prestress
di luar struktur, bukan didalam seperti pada struktur baru. Yang perlu
diperhatikan adalah penempatan anchor head, sehingga tidak menyebabkan
perlemahan pada struktur yang ada. Material yang umumnya digunakan adalah baja
prestress, tetapi pada saat ini sudah mulai digunakan bahan dari FRP (Fibre
Reinforced Polymer).
- Menggunakan FRP (Fibre Reinforced Polymer)
Prinsip daripada penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, yaitu
menambah kekuatan di bagian tarik dari struktur. Tipe FRP yang sering dipakai
pada perkuatan struktur adalah dari bahan carbon, aramid dan glass. Bentuk FRP
yang sering digunakan pada perkuatan struktur adalah Plate / Composite dan
Fabric / Wrap. Bentuk plate lebih efektif dan efisien untuk perkuatan lentur
baik pada balok maupun plat serta pada dinding; sedang bentuk wrap lebih efektif
dan efisien untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas
beban axial dan geser pada kolom.
- Self Compacting Concrete
Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC adalah
beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat sendirinya
mengisi keseluruh cetakan yang dikarenakan beton tersebut memiliki sifat-sifat
untuk memadatkan sendiri, tanpa adanya bantuan alat penggetar. Beton SCC yang
baik harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi, tidak terjadi blocking, dan
tidak bleeding. Pemakaian beton SCC sebagai material repair dapat meningkatkan
kualitas beton repair oleh karena dapat menghindari sebagian dari potensi
kesalahan manusia akibat manual compaction. Pemadatan yang kurang sempurna pada
saat proses pengecoran dapat mengakibatkan berkurangnya durabilitas beton.
Sebaliknya dengan beton SCC struktur beton repair menjadi lebih padat terutama
pada daerah pembesian yang sangat rapat, dan waktu pelaksanaan pengecoran juga
lebih cepat.
-Workability
Berdasarkan spesifikasi SCC dari EFNARC, workabilitas atau kelecakan campuran
beton segar dapat dikatakan sebagai beton SCC apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut yaitu:
-Filling ability
-Passing ability
-Segregation resistance
Filling ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir dan mengisi keseluruh
bagian cetakan melalui berat sendirinya.
Passing ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir melalui celah-celah
antar besi tulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi
adanya segregasi atau blocking.
Segregation resistance adalah kemampuan beton SCC untuk menjaga tetap dalam
keadaan komposisi yang homogen selama waktu transportasi sampai pada saat
pengecoran.
-Metoda Test
Metoda test pengukuran workability telah dikembangkan untuk menentukan
karakteristik beton SCC dan sampai saat ini belum ada satu jenis metoda test
yang bisa mewakili ketiga syarat karakteristik beton SCC seperti tersebut di
atas. Dari beberapa metoda test yang telah dikembangkan akan dibahas hanya tiga
macam metoda yang dianggap dapat mewakili ketiga kriteria workability tersebut
di atas.
-Slump-Flow
Slump-flow test dapat dipakai untuk menentukan ‘filling ability’ baik di
laboratorium maupun di lapangan; dan dengan memakai alat ini dapat diperoleh
kondisi workabilitas beton berdasarkan kemampuan penyebaran beton segar yang
dinyatakan dengan besaran diameter yaitu antara 60 cm – 75 cm. Kebutuhan nilai
slump flow untuk pengecoran konstruksi bidang vertikal berbeda dengan bidang
horisontal. Kriteria yang umum dipakai untuk penentuan awal workabilitas beton
SCC berdasarkan tipe konstruksi adalah sebagai berikut :
Untuk konstruksi vertikal, disarankan menggunakan slump-flow antara 65 cm
sampai 70 cm. Untuk konstruksi horisontal disarankan menggunakan slump-flow
antara 60 cm sampai 65 cm.
-Slump-Flow test
-Pouring dan Formwork
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pengecoran dengan beton SCC adalah
sebagai berikut:
Durasi waktu pengecoran disesuaikan dengan waktu ikat awal beton untuk menghindari
terjadinya cold joint. Cara terbaik untuk pengecoran beton SCC adalah dari
bawah cetakan/formwork untuk menghindari udara terjebak (dengan eksternal hose
adalah sangat efektif). Beton SCC dapat mengalir sampai jarak 10 meter tanpa
hambatan. Elemen tipis 5 – 7 cm dapat diisi oleh beton SCC tanpa hambatan.Tidak
memerlukan keahlian yang spesifik saat pelaksanaan pengecoran.
Pelaksanaan
perbaikan dan perkuatan
Sebelum dilakukan pelaksanaan perbaikan atau perkuatan, perlu dilakukan
pengecekan terakhir apakah metode dan material yang sudah ditentukan
sesuai dengan kondisi lapangan dan dapat dilaksanakan.
Pada saat pelaksanaan yang perlu mendapat perhatian adalah :
- Persiapan permukaan.
Permukaan beton yang akan diperbaiki atau diperkuat perlu dipersiapkan, dengan
tujuan agar terjadi ikatan yang baik; sehingga material perbaikan atau
perkuatan dengan beton lama menjadi satu kesatuan. Permukaan beton yang akan
diperbaiki atau diperkuat, harus merupakan permukaan yang kuat dan padat, tidak
ada keropos ataupun bagian lemah lainnya (kecuali bila menggunakan metode
injeksi untuk mengisi celah keropos); serta harus bersih dari debu dan kotoran
lainnya. Apabila ada tulangan yang sudah berkarat, maka perlu dilakukan
pemotongan beton hingga + 20 mm dibawah tulangan yang berkarat. Dan karat
tersebut harus dibersihkan, serta diberi lapisan anti karat. Permukaan yang
sudah dipersiapkan, apakah harus dalam keadaan kering atau harus dijenuhkan
terlebih dahulu sebelum dilakukan pelapisan berikutnya. Hal ini sangat tergantung
pada material yang digunakan. Untuk material berbahan dasar semen atau polymer,
permukaan beton harus dijenuhkan terlebih dahulu; tetapi bila material yang
digunakan berbahan dasar epoxy, maka permukaan beton harus dalam keadaan
kering.
- Perbandingan campuran.
Untuk menghasilkan mutu dari material perbaikan atau material bonding yang
digunakan dalam perkuatan sesuai dengan yang direkomendasikan dari pabrik, maka
perbandingan campuran dari material harus diikuti dengan tepat, apalagi bila
menggunakan material berbahan dasar epoxy. Bila menggunakan beton yang dapat
memadat sendiri, perlu diperhatikan jumlah air, flow dari beton serta
dipastikan tidak adanya bleeding dan segregasi.
- Pot life.
Adalah waktu yang dibutuhkan dari pengadukan hingga material tersebut
terpasang. Apabila waktu telah melebihi pot life-nya, maka material yang sudah
tercampur jangan digunakan.
- Kekuatan tekan.
Seperti pada pelaksanaan kontruksi baru, dimana dilakukan kontrol kualitas pada
mutu beton yang ada; maka saat pelaksanaan dari perbaikan dan perkuatan, juga
harus dilakukan hal yang sama, dengan melakukan pengambilan sample sesuai
standard yang ada. (ASTM C39 – beton, ASTM C109 – mortar semen dan ASTM D495 –
epoxy). Setelah pelaksanaan juga perlu dilakukan kontrol kualitas, untuk
melihat apakah pelaksanaan perbaikan dan perkuatan sudah sesuai dengan standard
yang ada.
- Injeksi.
Tujuan dari kontrol kualitas setelah pekerjaan injeksi dilakukan adalah untuk
melihat apakah bahan injeksi sudah mengisi celah keretakan yang ada, dan juga
melihat kualitas lekatan dari bahan injeksi dalam mengikatkan celah keretakan.
Dilakukan dengan melakukan coring f 50 mm (ASTM C42) untuk melihat penetrasi
bahan injeksi, kemudian hasil core tersebut ditest tekan (ASTM C39) atau
splitting (ASTM C496) untuk mengetahui kualitas lekatan yang terjadi. Atau
dapat juga dilakukan kontrol kualitas dengan non-destruktif test yaitu UPV
(Ultra Pulse Velocity) – ASTM C597 atau Impact Echo.
- Patching, Grouting, Shot-crete, Beton Prepack dan Beton SCC.
Tujuan dari kontrol kualitas pada pekerjaan ini adalah untuk melihat lekatan
yang terjadi antara beton lama dengan material perbaikan. Dilakukan dengan
Direct tensile bond test -ACI 503R Appendix A atau Pull-Off Test - ICRI
Technical Guideline 03739.
- Perkuatan dengan FRP.
Tujuan dari kontrol kualitas pada pekerjaan ini adalah untuk melihat lekatan
antara epoxy adhesive yang digunakan untuk melekatkan FRP. Dilakukan dengan
Direct tensile bond test -ACI 503R Appendix A atau Pull-Off Test - ICRI
Technical Guideline 03739
MUSTAFA KAMAL / 1204101010155 TEKNIK SIPIL UNSYIAH